Jawa Pos

Nyanyi 2 Menit, Harganya Puluhan Juta

Pasar bukan hanya tempat pertemuan penjual dan pembeli. Lebih dari itu, ia menjadi jujukan penghobi binatang. Dua di antaranya adalah Pasar Ikan Gunung Sari dan Pasar Burung Bratang.

-

RAMAI nian suasana Pasar Burung Bratang kemarin (19/4). Suara-suara itu bukan berasal dari manusia. Melainkan kicauan burung-burung. Cuit...cuit...cuit.

Beragam nada suara itu saling bersahutan. Maklum, yang dijual di sana bukan benda mati, melainkan burung. Tak pelak, burungburu­ng itu berkicau sepanjang hari.

Pasar di Jalan Bratang Binangun tersebut menawarkan banyak sekali burung. Bermacam-macam ukuran, warna, dan jenis. Jadi, bisa dibayangka­n betapa gaduhnya suasana di sana. Burung-burung saling ’’ ngerumpi’’. ’’Ada sekitar 220 toko di sini,” ucap Koordinato­r Umum Pasar Burung Bratang Vita Asih Rahayu. Satu toko bisa dipakai lebih dari satu penjual. Satu penjual menawarkan berbagai jenis burung.

Pasar Burung Bratang berada satu kompleks dengan Pasar Inpres Bratang. Penjual burung berada di pusat pasar. Lalu, di sisi kanan, terdapat kelompok penjual tanaman. Sisi kiri ditempati kelompok pedagang ikan. Kalau masuk lebih dalam, ada beberapa penjual unggas, kucing, dan kelinci. ’’Di sini penjualnya awet-awet. Rata-rata sudah berjualan puluhan tahun,” kata Vita.

Pasar burung tersebut menjadi tempat pertemuan kolektor. Baik dari Surabaya maupun luar Surabaya. Ada burung yang harganya puluhan ribu sampai puluhan juta rupiah. Salah seorang penjual burung adalah Abdul Wasik. Pria 50 tahun itu menjual burung nuri. Burung berwarnawa­rni memenuhi tokonya. Mereka tidak dimasukkan sangkar. Wasik mengikat kaki burung, lantas menenggerk­annya di kayu. Kemarin terlihat puluhan burung nuri di kiosnya. Dia menjualnya Rp 900 ribu per ekor. ’’Di sini masih bisa kalau mau tawar,” ungkap pedagang yang berjualan di pasar tersebut selama 20 tahun itu.

Selain Wasik, ada Sabar Prayitno. Jenis burung di toko Sabar lebih beragam. Di antaranya,

lovebird, perkutut, palek (parkit australia), merpati, nuri, dan gelatik. Nilainya berbedabed­a. Hal tersebut berdasar pada kemampuan burung. ’’Bisa dilihat dari suaranya, pengalaman­nya ikut lomba, warnanya langka atau tidak. Macam-macam peni- laiannya,” jelas pria yang sudah berjualan burung selama 10 tahun itu.

Dia mencontohk­an burung cinta atau lovebird. Warna violet dijual Rp 1,7 juta. Harga tersebut lebih mahal jika dibandingk­an dengan burung cinta berwarna biru muda yang hanya sekitar Rp 1 juta. ’’Itu tadi, nilainya dari kelangkaan warnanya,” tuturnya.

Ada pula burung palek ( cockatiel). Burung itu bisa bernyanyi. Semakin lama berkicau, semakin mahal harganya. Beberapa burung palek sering kali diikutsert­akan dalam lomba. ’’Sampai ada yang bisa nyanyi 2 menit. Itu harga Rp 50 juta saja, nggak dikasih,” tambah Sabar.

Nah, kalau berburu di Pasar Ikan Gunung Sari, kita bisa melihat plastik-plastik berisi ikan hias bergelantu­ngan. Bak gelembung lampion tergantung di sepanjang jalan. Gerombolan ikan juga diletakkan dalam ember-ember di emperan pasar. Pedagang membangun tenda semiperman­en. Menarik untuk dilihat dan dipilih-pilih ratusan pengunjung yang berseliwer­an. Suasana seperti itu selalu terlihat ketika waktunya grosiran setiap Rabu dan Sabtu.

Grosiran adalah hari para penjual yang berasal dari luar kota menggelar dagangan di sana. Pada hari grosiran, pukul 05.00 para pedagang berkumpul dan mulai menata ikan-ikan yang hendak dijual. Kemarin (19/4) terdapat 53 pedagang pendatang.

Pasar ikan menjadi salah satu tempat berkumpuln­ya pedagang dan penghobi ikan hias di Surabaya. Pasar dibangun pada 2009 dan diresmikan 25 Agustus 2010. Di atas lahan seluas 2.711,65 meter persegi, terdapat 158 kios. Perinciann­ya, 80 kios di lantai bawah dan 78 kios di lantai atas. Di setiap lantai, juga terdapat fasilitas berupa kamar mandi. Pasar ikan dibuka setiap hari pukul 06.00 hingga 12.00. ”Para pedagang merupakan pindahan dari Jalan Irian Barat dan Jalan Papua. Mereka menyewa stan setiap bulan,” ujar Staf Admin Pasar Ikan Hias Gunung Sari Denny Maryani.

Pasar ikan juga menjadi base camp beberapa komunitas pencinta ikan, aquascape, dan hewan air lain. Salah satunya, Toko Mutiara Jaya Aquarium. Stan tersebut merupakan base camp Komunitas Ikan Predator Suroboyo (Kipas). (bri/esa/c7/jan)

 ??  ?? Tempat Jujukan Penghobi dan Kolektor Burung-Ikan
Tempat Jujukan Penghobi dan Kolektor Burung-Ikan
 ?? DIKA KAWENGIAN/JAWA POS ?? TANPA SANGKAR: Bercorak warna-warni, burung nuri ini ditenggerk­an pada bambu.
DIKA KAWENGIAN/JAWA POS TANPA SANGKAR: Bercorak warna-warni, burung nuri ini ditenggerk­an pada bambu.
 ??  ?? PILIH-PILIH: Bukan hanya burung, Pasar Burung Bratang juga menyediaka­n sangkar. Foto kiri, ikhsal melihat ikan-ikan dalam plastik di Pasar Ikan Gunung Sari.
PILIH-PILIH: Bukan hanya burung, Pasar Burung Bratang juga menyediaka­n sangkar. Foto kiri, ikhsal melihat ikan-ikan dalam plastik di Pasar Ikan Gunung Sari.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia