Kitas Belum Beres, Ketum PSSI Izinkan Tetap Main
Besok Bertemu dengan Imigrasi-Kemenaker
JAKARTA – Edy Rahmayadi pasang badan. Dalam kasus para pemain asing yang belum memiliki kartu izin tinggal terbatas (kitas), ketua umum PSSI itu mengizinkan mereka tetap bermain dan siap bertanggung jawab secara hukum.
”Sebab, klub-klub meminta operator agar diizinkan untuk memainkan pemain asing itu dan saya izinkan. Kalau pemain asing macam-macam atau katakanlah melanggar hukum, biarkan saya yang nanti dipenjara. Saya akan pertanggungjawabkan semuanya, bukan PSSI,” katanya di sela-sela perayaan HUT PSSI Ke-87 di kantor PSSI, Jakarta, kemarin (19/4).
Berdasar data BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia), ada 25 pemain asing di Liga 1 yang tersebar di berbagai klub yang belum memiliki kitas. Otomatis, mereka seharusnya tak boleh dimainkan.
BOPI juga menyerahkan laporan resmi tentang persoalan itu kepada Direktorat Jenderal Imigrasi. Pada Selasa (18/4), Kantor Imigrasi Kelas I Bandung mengeluarkan teguran keras ke PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) selaku pengelola Persib.
Sebab, PT PBB belum menyelesaikan pengurusan kitas untuk dua marquee player- nya, Michael Essien dan Carlton Cole. Padahal, keduanya sudah diturunkan dalam laga pembuka Liga 1 melawan Arema FC (15/4).
Berdasar data BOPI, puluhan pemain terancam tidak bisa tampil membela klub masing-masing di pekan kedua Liga 1. Edy mengaku harus campur tangan karena tidak mau masalah tersebut berlarut-larut. Juga, panglima komando strategis cadangan angkatan darat itu enggan melihat klub mengalami kerugian lebih banyak.
”Saya minta maaf, bukan mengecilkan, bukan tutup telinga bagi orang-orang yang mau berbicara soal hal itu. Tapi, percayalah, pemain asing yang bermain di kompetisi negeri kita tidak sama dengan tenaga kerja asing ilegal yang mau bekerja di Indonesia secara sembunyi-sembunyi. Saya jamin mereka tidak akan lari dan mau lari lewat mana pun,” jelasnya.
Sejatinya, Edy menyadari bahwa masalah pemain asing yang tidak memiliki kitas, tapi tetap dimainkan sejumlah klub di Liga-1 tersebut memang menyalahi aturan keimigrasian dan ketenagakerjaan di Indonesia. Namun, lanjut dia, ada kepentingan yang besar dari sepak bola Indonesia yang hendak dibela.
Edy mengizinkan para pemain asing bermasalah itu tetap bermain karena mereka sudah berkomunikasi dengan pihak imigrasi, BOPI, serta Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) secara nonformal. Rencananya, pertemuan secara resmi antara mereka dilakukan pada Jumat (21/4).
Saat dihubungi terpisah, Sekjen BOPI Heru Nugroho mengungkapkan bahwa bukan saatnya lagi pihaknya harus dikaitkan dengan masalah pemain tak berkitas tersebut. ”Sebab, kami sudah memberikan laporan kepada pihak keimigrasian dan Kementerian Tenaga Kerja. Apa yang nanti mereka putuskan, kami menerima saja,” ungkapnya. (ben/c16/ttg)