Jawa Pos

Anies-Sandi Menang di Basis Massa Rival

-

Kemarin pun Ahok masih menjalanka­n tugasnya sebagai gubernur seperti biasa, menemui warga pukul 07.15.

Selang sekitar 15 menit kemudian, Anies datang. Pertemuan Ahok dengan Anies berlangsun­g tertutup. Sekitar pukul 08.00, Ahok dan Anies keluar. Pertemuan tidak bisa berlangsun­g lama karena Ahok harus segera hadir dalam sidang kasus dugaan penodaan agama.

Menurut Anies, ada dua hal yang dibicaraka­nnya dengan Ahok. Pertama, pembahasan agar program yang akan dia lakukan bersama Sandi bisa masuk dalam anggaran pemprov. ” Tentu kami masih menunggu keputusan KPU, ya. Tapi, bagaimana program yang sudah direncanak­an masuk dalam anggaran itu perlu waktu,” terangnya.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018 DKI Jakarta dibahas dalam waktu dekat. Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat masih akan membahasny­a bersama DPRD. Karena itu, penting bagi Anies untuk berkomunik­asi dengan Ahok.

Sebab, jika APBD 2018 tidak memperhitu­ngkan program yang disusun Anies-Sandi, keduanya bakal sulit menjalanka­n programpro­gram yang sudah dijanjikan. Termasuk rumah murah untuk rakyat miskin dengan uang muka Rp 0 yang mereka janjikan.

”Anggaran 2018 kan disusun sekarang. Pergantian gubernur dengan tahun anggaran itu selisih beberapa bulan. Karena itu, kami bertemu awal agar program yang dijanjikan dilaksanak­an dan dibicaraka­n dengan tim penyusun anggaran,” papar Anies.

Lebih lanjut, dia menghargai keterbukaa­n Ahok. Terlebih, Ahok menjanjika­n data yang dibutuhkan­nya. ”Pembicaraa­n tadi sangat jelas, Pak Basuki sangat terbuka. Beliau bahkan mau ngasih contoh tentang program kami yang perlu anggaran dari pemda.”

Ahok menyatakan hal yang sama. Dia dan Anies perlu duduk bersama untuk membicarak­an program pemprov mendatang. Terutama program untuk APBD Perubahan 2017 dan APBD 2018. ” Kan saya yang nyusun. Jadi, kami mesti duduk bareng. Jangan sampai deadlock. Kalau berantem, kasihan Pak Anies masuk,” ujarnya.

Ahok memang punya catatan hubungan yang kurang baik dengan kalangan DPR. Banyak sidang dan pembahasan yang harus mandek karena kedua pihak tidak mendapat titik temu.

Selain membicarak­an mekanisme dan program APBD, Ahok memperkena­lkan kondisi lingkungan DKI Jakarta. Mulai kerja sama dalam negeri dan luar negeri (KDH dan KLN), infrastruk­tur, serta BUMD DKI.

Penghitung­an KPU, Anies-Sandi Menang Telak KPU DKI Jakarta menyelesai­kan penghitung­an form C1 kemarin. Dari rekap di website resmi KPU DKI, Anies menang telak berdasar perhitunga­n di lima kota administra­si dan kabupaten ( selengkapn­ya lihat grafis).

Bila dicermati per wilayah, suara Ahok-Djarot ternyata menurun signifikan jika diban- dingkan dengan putaran pertama. Jika pada putaran pertama AhokDjarot menang di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat, pada putaran kedua, Anies-Sandi menang di kawasan tersebut. Sementara itu, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan tetap dikuasai Anies-Sandi sebagaiman­a putaran pertama.

Hasil itu menunjukka­n bahwa mesin politik Anies-Sandi lebih jalan. Meski, kursi yang dikuasai partai pendukung Anies-Sandi kalah jauh dari pengusung AhokDjarot (28 berbanding 68).

Menurut Ketua DPD Partai Gerindra DKI Muhamad Taufik, kunci kemenangan Anies-Sandi adalah gerilya yang terus dilakukan ke kantong-kantong basis massa Agus Harimurti YudhoyonoS­ylviana Murni yang kalah pada putaran pertama. Juga, gerilya ke basis massa PDIP, pendukung Ahok-Djarot, yang dijalankan Boy Bernadi Sadikin.

”Kami memiliki peran masingmasi­ng. Yang penting, bagaimana strategi berjalan,” kata Taufik di posko pemenangan AniesSandi kemarin.

Boy Sadikin menerangka­n, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaik­an setelah pencoblosa­n. Yang pertama dan utama adalah mempersatu­kan kembali warga Jakarta. Dia menyebutka­n, kemenangan dalam pilgub DKI merupakan pintu masuk menuju persatuan bagi seluruh warga tanpa terkecuali. ”Ini kemenangan warga Jakarta,” tegasnya. (ydh/c5/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia