Disambut Lima Lumba-Lumba
Menjangan Island merupakan destinasi wisata yang umum di kalangan pencinta diving bawah laut. Keindahan bawah lautnya membuat spot yang terletak di antara Pulau Bali dan Banyuwangi itu sangat terkenal di kalangan turis mancanegara. Pada liburan long weeke
SUDAH lama saya kepengin liburan yang berkesan tapi low budget. Solusinya adalah jalan-jalan ala backpacker. Nah, kesempatan yang saya dapatkan hanya pada saat long weekend kemarin. Tahu kan, kalau libur panjang, tarif akomodasi juga melambung. Saya ragu, bisa nggak ya menjalankan rencana backpacker- an. Ya sudah, dicoba dulu saja, pikir saya lagi. Let’s go!
Hal pertama yang disiapkan adalah fisik dan keperluan selama perjalanan. Saya mengemas kaus, perlengkapan mandi dan bersih-bersih, snack, powerbank, dan tentunnya sepatu yang nyaman. Semua bekal tersebut saya masukkan dalam satu tas yang simpel. Oke. Semua siap. Selanjutnya mencari tiket kereta ke Banyuwangi.
Saya ingat, di Banyuwangi ada fasilitas rumah singgah buat backpacker yang berdekatan dengan stasiun. Saya berencana menginap di sana sebelum menyeberang ke Bali. Karena long weekend, saya mendapat harga tiket yang ’’pantas’’. Tidak terlalu murah juga. Jumat pagi saya berangkat. Sebelum boarding kereta api, saya mengecek barang bawaan. Meskipun backpacker, safety harus tetap diperhatikan.
Beberapa jam kemudian, saya tiba di Stasiun Karangasem, Banyuwangi, dengan disambut cuaca mendung. Saya menanyakan alamat rumah singgah itu kepada orang sekitar. Ternyata, mereka sangat ramah. Ada yang bersedia mengantar meski tak dibayar. Saya menolak dengan halus. ’’Terima kasih, Pak. Saya jalan kaki saja, toh juga dekat,’’ kata saya.
Sampai di rumah singgah, saya bertemu dengan banyak rombongan backpacker yang juga berencana menyeberang ke Bali. Esoknya, udara pagi yang sejuk menambah semangat saya untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Menjangan. Saya berjalan kaki ke Pelabuhan Ketapang. Dekatkah? Enggak! Tapi, saya membawa kertas besar bertulisan ’’Mau ke Bali’’. Nyari tumpangan maksudnya, hehehe.
Eh, tak disangka, sebuah truk berhenti. Pak sopir yang baik hati mengizinkan saya nebeng. Perjalanan jadi menyenangkan karena kami saling bercerita. Ternyata, pak sopir juga orang Surabaya. Tak lama, kami tiba di Pelabuhan Ketapang. Saya sangat berterima kasih. Saya menikmati perjalanan di feri yang sangat sejuk.
Setiba di Bali, saya mencari informasi terkait pelayanan wisata ke Pulau Menjangan melalui Bali Barat. Untuk menuju ke pulau itu, saya bergabung dengan rombongan pengunjung lainnya. Dengan begitu, saya tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menyewa kapal. Yakni, hanya Rp 55 ribu untuk sewa kapal pulang–pergi plus jatah makan satu kali.
Selama perjalanan, pemandangan indah memanjakan mata. Hamparan laut dan langit biru serta pasir putih bikin pikiran fresh. Serunya, saya dan rombongan bertemu dengan lumba-lumba. Ada 5–6 ekor lumbalumba yang seolah menyambut kedatangan kami. Itu sangat mengesankan karena lumba-lumba tak sembarang menampakkan diri.
Di Pulau Menjangan, saya mengunjungi tiga diving spot. Namun, saya paling suka spot pertama. Tempat itu jarang dikunjungi turis Indonesia karena memang belum banyak yang tahu kecuali warga lokal. Lebih banyak bule yang saya temui. Kalau mau ke sana, lebih baik bertanya dulu kepada warga lokal.
Berbeda dengan dua spot lainnya, di spot itu, jenis terumbu karang dan biota bawah lautnya lebih beragam. Dari atas kapal saja, pemandangan cantik sudah terlihat. Seolah mengajak saya untuk segera mencebur ke dalam laut. Ikannya berwarna-warni. Sangat menyenangkan dan bikin betah. Tak terasa, saya menghabiskan waktu sejam di dalam air.
Di Pulau Menjangan juga terdapat habitat rusa dan kera liar. Sayang, menurut warga sekitar, jumlah hewan-hewan tersebut semakin menurun. Saya hanya sehari berada di Pulau Menjangan. Dua hari sisanya saya habiskan dengan berbaur bersama warga lokal Bali Barat.
Saya menginap di rumah salah seorang warga lokal yang saya kenal dari komunitas backpacker Indonesia. Saya belajar banyak dari kehidupan mereka seharihari yang masih menjunjung tradisi. Tentunya, juga lebih murah daripada menginap di hotel. Seru kan backpacker- an itu! (*/adn/c5/na)