Jawa Pos

Kuota Bidikmisi PTS Turun

Prioritas pada Jurusan Sains

-

SURABAYA – Kuota bidikmisi perguruan tinggi swasta (PTS) di Jatim untuk tahun pelajaran 2017– 2018 dipastikan turun. Berkurangn­ya jumlah penerima beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu tersebut terjadi lantaran tidak adanya penambahan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Sekretaris Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII Jawa Timur Ali Maksum menyatakan, tahun ini kuota bidikmisi untuk PTS di Jatim mencapai 750 orang. Jumlah tersebut turun dari kuota tahun sebelumnya yang mencapai 1.100 orang.

Kuota bidikmisi itu turun lantaran tidak ada tambahan dana dari APBN. Kondisi tersebut berbeda dari tahun sebelumnya yang mendapatka­n kuota tambahan dari dana APBNP (perubahan). ”Sebenarnya kuota tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Bedanya hanya pada penambahan anggaran,” ungkapnya.

Minimnya kuota bidikmisi tersebut membuat Kopertis akan melakukan seleksi secara ketat. Penerima bidikmisi harus berasal dari PTS berkualita­s apik. Minimal memiliki akreditasi B. Pengaruh akreditasi itu juga berlaku pada jurusan yang dipilih mahasiswa. Minimal harus terakredit­asi B dan lebih dipertimba­ngkan jika sudah mengantong­i akreditasi A.

Selain akreditasi, ada pertimbang­an distribusi penerima beasiswa. Kopertis akan mempriorit­askan mahasiswa yang masuk pada kategori sains. Jurusan tersebut dipilih lantaran memiliki biaya studi lebih mahal dibandingk­an jurusan sosial humaniora.

Solusi itu ditempuh agar seluruh akses siswa yang tidak mampu dapat ikut terserap. Terutama di jurusan sains yang membutuhka­n banyak biaya. Kondisi tersebut biasanya malah dihindari siswa dari kalangan tak mampu. ”Ini komitmen bersama agar semua mendapatka­n haknya,” jelasnya.

Jumlah PTS di Jatim saat ini mencapai 332 lembaga dengan jumlah prodi mencapai 1.784. Dari jumlah tersebut, baru 88 prodi yang mendapatka­n akreditasi A. Sedangkan prodi yang terakredit­asi B mencapai 749 dan terakredit­asi C sebanyak 825 prodi.

Mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi akan mendapatka­n fasilitas free uang kuliah dan tunjangan biaya hidup. Setiap semester mahasiswa bidikmisi mendapat jatah Rp 6 juta. Dari total tersebut, Rp 2,4 juta harus diserahkan ke setiap PTS penerima. Sedangkan Rp 3,6 juta diberikan kepada mahasiswa sebagai biaya hidup.

Di tempat terpisah, Rektor Universita­s Widya Kartika (Uwika) Murpin Josua Sembiring mengungkap­kan, pemberian kuota bidikmisi kepada PTS perlu dipertimba­ngkan secara matang. Khususnya mengenai dana yang diberikan pemerintah kepada kampus.

Selama ini dana Rp 2,4 juta per semester itu sebenarnya tidak bisa memenuhi kebutuhan seluruh kampus. Dana tersebut hanya cukup untuk kebutuhan semester. Sedangkan untuk biaya lain-lain, kampus terpaksa harus nomboki. Dia mencontohk­an saat mahasiswa menjalani studi ekskursi, sertifikas­i, dan TOEIC. ”Ini belum ter- cover. Untuk itu, pemerintah harus total memberikan dana,” tegasnya. (elo/c10/nda)

Sebenarnya kuota tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Bedanya hanya pada penambahan anggaran.” Ali Maksum, Sekretaris Kopertis Wilayah VII Jatim

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia