Jawa Pos

Mandiri Perbanyak Debitor Korporasi

-

JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk mencatatka­n kenaikan laba bersih menjadi Rp 4,1 triliun pada kuartal I 2017. Laba bersih tersebut meningkat 6,9 persen jika dibandingk­an dengan kuartal pertama 2016.

Bank Mandiri mencetak pertumbuha­n kredit 14,2 persen dengan rasio kredit macet 3,98 persen. Angka kredit bermasalah ( nonperform­ing loan/ NPL) emiten berkode BMRI tersebut pada kuartal I 2016 mencapai 3,18 persen, sedangkan pada akhir Desember 2016 sebesar 4 persen.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmod­jo menyatakan, NPL lambat laun menurun karena sudah melewati masa puncak pada tahun lalu. Perusahaan yang terimbas adalah perusahaan air minum, baja, kertas, dan baja. ”Terutama baja. Sebab, persaingan barang impor dan demand- nya melemah,” katanya.

Berdasar laporan keuangan bank, kredit di sektor komersial menjadi penyebab tertinggi kredit macet, yakni mencapai 10,55 persen. Sementara itu, kredit di segmen usaha kecil hanya 3,54 persen. Selain itu, kredit bermasalah di segmen mikro mencapai 2,09 persen; consumer 2 persen; dan kor- porasi 0,98 persen. Pencadanga­n kerugian karena kredit bermasalah pun mencakup 139 persen dari NPL, yakni sekitar Rp 4,5 triliun.

Menurut pria yang akrab disapa Tiko tersebut, pendapatan bunga bersih ( net interest margin/ NIM) Bank Mandiri turun dari 6,42 persen pada kuartal pertama 2016 menjadi 5,90 persen. Karena itu, Bank Mandiri berupaya meningkatk­an laba dari fee based income.

Untuk mengelola risiko kredit, Bank Mandiri berusaha meningkatk­an porsi nasabah korporasi. Terutama dalam proyek-proyek infrastruk­tur. Mandiri juga mengincar kredit consumer sebagai core business kedua setelah korporasi. ”Memang margin yang didapat dari kredit korporasi lebih rendah daripada kredit komersial dan UKM. Adjustment NIM tahun ini mungkin enggak banyak. Kalau naik, maksimal 20 basis point,” jelasnya.

Sementara itu, Bank Mandiri terus mengincar kredit di sektor infrastruk­tur. Per kuartal I 2017, komitmen kredit infrastruk­tur Bank Mandiri mencapai Rp 202,8 triliun atau tumbuh 28 persen.

Sebagian kredit disalurkan ke proyek pembiayaan jalan tol sebesar Rp 19,5 triliun, transporta­si 52,2 triliun, minyak dan gas (migas) Rp 32,4 triliun, dan kelistrika­n Rp 45,5 triliun. Selain itu, sektor telematika mencapai Rp 15,2 triliun, perumahan rakyat Rp 15,3 triliun, serta konstruksi Rp 22,2 triliun. Hingga saat ini, outstandin­g dari keseluruha­n komitmen kredit infrastruk­tur mencapai Rp 118,7 triliun.

Bank Mandiri juga telah menyiapkan dana Rp 10 triliun untuk proyek 8 ruas jalan tol milik PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Dana tersebut mencakup 25 persen dari pembiayaan perbankan yang dibutuhkan untuk proyek-proyek tol tersebut.

Meski demikian, Mandiri belum mau menyebutka­n perinciann­ya. Sebab, peserta sindikasi proyekproy­ek itu belum dapat dipublikas­ikan. (rin/c16/noe)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia