Jawa Pos

Gelontorka­n Rp 2,5 T untuk Listriki Maluku-Papua

-

JAKARTA – Lebih dari 2.500 desa di Indonesia belum menikmati aliran listrik. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.400 daerah berada di Papua dan Papua Barat.

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Haryanto W.S. menuturkan, Papua dan Maluku mendapatka­n perhatian lebih agar rasio elektrifik­asi segera meningkat. Saat ini rasio elektrifik­asi di Papua dan Papua Barat hanya 54 persen. ’’Papua Barat lebih baik karena rasionya 75 persen. Di Papua baru 45 persen,’’ katanya kemarin (25/4).

Pada 2019, PLN berencana mengalirka­n listrik untuk 1.273 desa di Papua dan Papua Barat. Pada saat yang sama, akan disalur- kan listrik di 537 desa di Maluku dan Maluku Utara.

Tahun ini PLN mengalokas­ikan belanja modal Rp 2,5 triliun untuk kedua wilayah. Lebih dari Rp 1,8 triliun untuk Papua dan Papua Barat.

Kendala utama PLN adalah data karena banyak wilayah yang masih terisolasi. Karena itu, PLN belum mengetahui jumlah penduduk, jumlah rumah, kebutuhan listrik, panjang jaringan tegangan, lokasi, dan cara mencapai ke lokasi tersebut.

Beruntung, tahun lalu PLN memperoleh bantuan aplikasi rooftop taking yang memudahkan pemantauan sebaran penduduk di seluruh Papua. Kendala lain adalah keterbatas­an akses sehingga pengang- kutan logistik melalui jalur udara sulit dilakukan. ’’Bagaimana mendatangk­an besi, mesin, dan mengangkut BBM. Itulah yang membuat kami berhitung,’’ terangnya.

PLN memastikan masuk ke tiga kabupaten yang belum memperoleh listrik. Yaitu, Puncak, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya. Potensi pelanggan baru mencapai 12.691 pelanggan.

’’Meski banyak kendala, kami akan menjual listrik dengan tarif yang sama di seluruh Indonesia,’’ tuturnya.

Untuk mendanai peningkata­n akses kelistrika­n ke tujuh juta rumah tangga, pemerintah bakal memakai hasil pemotongan subsidi listrik 900 VA sebesar Rp 22 triliun. (dee/pus/c14/noe)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia