Tidak Gampang Ngecat Fasum
BOJONEGORO – Memasuki hari kedua Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka Jatim 2017 zona Bojonegoro, semangat peserta kian bertambah. Setelah menuntaskan pengecatan rumah warga yang mereka tinggali, peserta mempercantik lingkungan kampung.
Jalanan paving yang menjadi akses utama desa yang didominasi area perkebunan itu menjadi berwarnawarni. Meski cuaca panas, peserta tetap bersemangat mewarnai jalan. Padahal, beberapa kendaraan tetap melintas di jalan yang belum kering setelah dicat. Karena itu, beberapa Pramuka putri membantu mengarahkan kendaraan agar tidak menginjak hasil pengecatan.
Tak hanya diwarna-warni, jalanan juga diberi tulisan bernuansa kampung kelir. Misalnya ”Kampung Kelir Pramuka Keren”. Ada pula yang bergotong royong mengecat gapura.
Dua Pramuka penegak dari SMAN 1 Bangilan misalnya. Cat sisa dari mengecat rumah mereka gunakan untuk mewarnai gapura RT VI. Karena tinggi gapura mencapai 3 meter, Ari Wibowo, salah seorang di antara mereka, harus memanggul rekannya, Bahi Luqman, untuk mengecat bagian atas.
Semangat yang sama ditunjukkan Sigit Dewantoro dan timnya dari MAN 1 Bojonegoro. Karena rumah yang mereka tinggali berjarak 1 kilometer dari lapangan dan sekretariat utama kegiatan, Sigit dkk harus berjalan kaki. ”Ya jalan buat ambil cat atau pas ada kegiatan,” ujarnya.
Bukan hanya Pramuka yang bersemangat selama berlangsungnya festival. Para warga juga demikian. Tak jarang, pemilik rumah ikut turun tangan mengecat bersama Pramuka. Darsono misalnya. Dia membantu Pramuka yang mengecat rumahnya menjadi ber warna pink dan kuning. ” Seneng nemen (sangat senang, Red),” ujarnya.
Meskipun tidak pernah akrab dengan kegiatan Pramuka, rupanya masyarakat menyambut antusias kehadiran peserta di rumah masing-masing. Lestari misalnya. Kehadiran para Pramuka di rumahnya membuat suasana yang berbeda. ”Lebih ramai. Biasanya hanya ada saya dan mbah,” ujarnya.
Kehadiran Pramuka memang tak hanya meramaikan kampung yang berjarak 17 kilometer dari pusat kota itu. Festival tersebut menjadi sumber rezeki masyarakat. Selama festival, banyak pedagang dadakan dari desa setempat maupun desa sebelah.
Mereka berjualan makanan dan minuman hingga pernik-pernik bertema Pramuka serta kampung kelir. Misalnya gantungan kunci, topi, hingga plakat. Suasana kepramukaan di Desa Sumberarum pun menjadi bertambah.
Apalagi, kemarin Bupati Bojonegoro Suyoto juga berkunjung ke Desa Sumberarum, tempat festival yang diselenggarakan oleh Kwartir Daerah Jatim, Jawa Pos, dan PT Mataram Paint (EMCO) tersebut.
Sejak memasuki gapura desa, Kang Yoto –panggilan akrab Suyoto– langsung disambut meriah oleh para Pramuka. Nanyian dan tepuk tangan para Pramuka mengiringi langkah Kang Yoto. Dia sengaja berjalan kaki untuk mengecek lokasi bakti pengecatan.
Kang Yoto, yang sepanjang jalan menyapa para Pramuka dan warga, memang menimbulkan kemeriahan tersendiri. Pramuka penegak dan pandega yang tengah mengecat menjadi kian bersemangat saat Kang Yoto menghampiri mereka. ”Ya ini tangan pekerja keras,” ujar Kang Yoto kepada seorang Pramuka yang di tangannya terdapat bekas cat. (kik/c11/dos)