Dispendik Jatim Terima DKHUN Besok
SURABAYA – Kelulusan siswa SMA/SMK atau sederajat akan diumumkan pada 2 Mei. Masing-masing sekolah yang akan mengumumkannya. Saat ini pemerintah pusat sedang memproses hasil ujian nasional sebelum diterima sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan, pemerintah bakal memberikan data hasil ujian nasional kepada provinsi. Terkait dengan hal itu, tim dari Dispendik Jatim akan berangkat ke Jakarta untuk menerima data hasil ujian nasional. ’’Nanti masih berupa data master,’’ katanya.
Data hasil ujian nasional itu diterima Dispendik Jatim besok (27/4). Selanjutnya tim melakukan verifikasi data. Tidak boleh ada data yang kurang atau kosong. Data harus dipastikan lengkap. Kemudian, pada 28 April daftar kolektif hasil ujian nasional ( DKHUN) tersebut akan diteruskan ke masing-masing kabupaten/ kota untuk direkapitulasi.
Mantan kepala Badan Diklat Jawa Timur itu berharap hasil ujian nasional tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya. Untuk jenjang SMK, dia optimistis integritas sudah terjaga karena ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Untuk SMA, memang belum semua sekolah menggunakan UNBK.
Hasil ujian nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Meski begitu, hasil ujian nasional menjadi pertimbangan bagi perguruan tinggi negeri dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN). Mekanisme pertimbangannya langsung dilakukan antar kementerian. Yakni, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Pada 2 Mei kelulusan peserta didik akan diumumkan sekolah. Pengumuman dilakukan melalui online, bisa juga dengan surat. Yang pasti, dia mengimbau agar tidak terjadi hura-hura atau konvoi. ’’Sekarang sudah tidak zamannya lagi konvoi,’’ tuturnya.
Kepala SMKN 2 Djoko Pratmodjo mengatakan, pengumuman akan dilakukan melalui website sekolah. Para siswa dapat membuka secara online di rumah tanpa harus bertandang ke sekolah. Jika ada siswa yang tidak lulus, pengumumannya melalui surat. Hal itu dilakukan untuk menghindari penumpukan siswa kelas XII di sekolah. Karena itu, kemungkinan konvoi dan semacamnya bisa diminimalkan.
Yang pasti, pencegahan konvoi tersebut sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Djoko menuturkan, konvoi hanya akan merugikan masyarakat dan diri sendiri. ’’ Jadi, nanti ( pe ngumuman) lewat web dan kalau ada yang tidak lulus akan disurati,’’ jelasnya. ( puj/ c19/ jan)