Jawa Pos

Jambret, Dua Bocah Nyaris Dihajar Massa

-

SIDOARJO – Anak-anak di bawah umur kembali terlibat tindak pencurian. Kali ini pelakunya adalah SAK dan MM. Dua bocah yang berusia 16 tahun dan 17 tahun itu nyaris dihakimi massa pada Senin sore (24/4). Mereka tertangkap basah saat menjambret di Wisma Regency Permai, Pepelegi, Waru

Beruntung, sebelum massa bertindak lebih jauh, polisi yang sedang berpatroli rutin cepat datang ke tempat kejadian perkara (TKP). Jika tidak, bisa jadi nyawa keduanya terancam. ’’Berdasar hasil pemeriksaa­n, keduanya sudah tiga kali beraksi,’’ ujar Kapolsek Waru Kompol Muhammad Fathoni kemarin (25/4).

Dalam aksinya, SAK dan MM menyasar remaja sebagai korban. Mereka juga memilih kawasan perumahan ketika menjalanka­n aksinya. Sebab, lingkungan perumahan dianggap cenderung sepi. ’’Sebelumnya beraksi di kawasan Darmo, Surabaya,’’ kata Fathoni.

Saat beraksi di Wisma Regency Permai, kedua tersangka berbonceng­an dengan menggunaka­n sepeda motor Honda Beat nopol L 6906 EN. MM menjadi joki, se dangkan SAK yang juga inisiator penjambret­an bertindak sebagai pemetik.

Dua bocah yang tinggal di Jalan Joyoboyo Timur, Sawunggali­ng, Wonokromo, Surabaya, itu mencari lokasi sasaran secara acak. Nah, ketika melintas di Wisma Regency Permai, mereka melihat seorang dara berusia 13 tahun berada pinggir jalan. Perempuan tersebut tengah memegang sebuah handphone. ’’Korban baru saja bermain voli,’’ jelas perwira polisi dengan satu melati di pundak tersebut.

MM lantas memepetkan motor yang dipacunya ke arah korban. Pada saat bersamaan, SAK bersiap merampas handphone korban. Dalam waktu singkat, keduanya dapat menggasak barang yang sudah diincar. Motor yang mereka tumpangi kemudian melaju kencang.

Namun, korban ternyata tidak mau menyerah begitu saja. Sesaat setelah menjadi korban perampasan, dara itu langsung berteriak kencang. Warga sekitar yang mendengar teriakan tersebut berduyun-duyun ke TKP. Mereka lantas kompak menutup seluruh akses keluar perumahan.

MM dan SAK pun tidak berkutik. Mereka hanya bisa pasrah ketika tertangkap. Emosi massa yang membuncah hampir menjadikan keduanya sebagai sansak hidup. Pelaku akhirnya dievakuasi polisi yang berpatroli tidak jauh dari TKP.

Dua bandit jalanan itu kompak mengaku sudah putus sekolah. Ironisnya, hasil kejahatan biasanya digunakan untuk pesta minuman keras (miras). ’’Sudah pisah dari orang tua. Ngekos sendiri sama teman-teman,’’ kata SAK, bungsu empat bersaudara.

MM menyatakan, modus mencari sasaran korban yang membawa handphone baru kali pertama dilakukan. Pada aksi sebelumnya, dia menjadikan sangkar burung sebagai sasaran pencurian. ’’ Nggak ada yang ngajari. Ide sendiri saja karena tidak punya uang,’’ ucapnya. (edi/c14/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia