Sinergikan Usaha Rujak Cingur hingga Pupuk
Pemerintah telah menginstruksikan, setiap desa harus memiliki BUMDes (badan usaha milik desa). Tujuannya, mengakselerasi perkembangan perekonomian. Membentuk BUMDes memang tidak rumit, tapi membinanya menjadi pekerjaan rumah bersama. Begitu juga halnya de
BANYAK elemen yang kapasitasnya harus ditingkatkan agar pembangunan BUMDes sukses. Itu membuat aparat desa bekerja ekstrakeras. Selain masalah anggaran, infra struktur dan sumber daya manusia (SDM) dengan kecakapan manajerial yang baik masih menjadi kendala. Karena itu, seluruh kepala desa dan pe me rin tah Kecamatan Sukodono berupaya mencapainya dengan bergabung bersama Desa Melangkah 2017.
Selasa (18/4), kesepakatan kerja sama tersebut dikukuhkan dalam penandatanganan menjadi peserta Desa Melangkah 2017. Tercatat, 19 desa atau seluruh wilayah yang berada di bawah naungan Kecamatan Sukodono bergabung. Tahun lalu tidak ada peserta dari Sukodono. Mereka percaya bahwa pembangunan desa harus mendapat dukungan media dan pendampingan. Jawa Pos yang juga didukung Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) akan membimbing proses tersebut.
Camat Sukodono Mo hammad Ainur Rahman me nyatakan bahwa potensi wilayah Su kodono sangat besar. Banyak sektor yang bisa menjadi tonggak kemajuan ekonomi. Mi salnya, kerajinan tangan da ri kuningan dan ekstrak li dah buaya di Desa Anggas wa ngi. Juga, ada batik di Desa Nga resrejo dan pe rajin layah di Desa Bangsri. Selain itu, ada rujak cingur di Desa Du ngus dan kue gempo di Desa Jo go satru. Belum lagi, hasil positif dari kelompok usaha yang ber gerak di bidang pe ngolahan sampah, pupuk or ganik, kolam pancing, serta con vention hall. ’’ Nah, kemajuan-kemajuan yang ada itu harus sinkron. Saling menguat kan,” ujarnya.
Ainur menginginkan kelom pok- kelompok usaha tersebut bisa dibakukan dalam ranah BUMDes. Dia berharap setiap pendirian BUMDes bersinergi dengan yang lain. Karena itu, kegiatan Desa Melangkah 2017 di Kecamatan Sukodono berfokus pada program pelatihan dan pendampingan mana- jerial pelaksanaan BUMDes.
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran seluruh kepala desa (Kades) yang tergabung dalam Paguyuban Kepala Desa Sukodono (PKDS). Ketua PKDS Sutejo Dwinoto mengatakan, pendampingan BUMDes adalah prioritas di wilayah mereka. ’’ Sebenarnya ragam usahanya sudah mulai ada. Tapi, fondasi pembentukan BUMDes dan penyelenggaraan nya belum tertata ,” ujar S u tejo yang juga menjabat Kades Sam bungrejo itu.
Menurut dia, penguatan BUMDes harus direalisasikan. Beberapa faktor sangatlah penting. Yakni, manajerial, pengemasan produk, pemasaran, serta pembuatan jaringan dalam skala kecamatan. ’’Semua harus bergerak bersama. Terdaftar secara sistematis dan saling menjadi relasi,” ucapnya.
Misalnya, satu desa punya jasa katering dari ibu-ibu PKK. Alangkah baiknya jika setiap acara di convention hall, BUMDes desa lain menjadi klien tetapnya. ’’Dengan begitu, kelompok-kelompok usaha bisa diangkat secara bersamaan. Desa hanya memfasilitasi urusan manajemen,” imbuh Sutejo.
Selain pelatihan BUMDes, Kecamatan Sukodono menggali potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bisa ditumbuhkan. ’’Saya akui, di Kecamatan Sukodono ini belum banyak UMKM. Makanya, kami percaya melalui Desa Melangkah, UMKM bisa dis ti mulasi,” harapnya.
Hal lain yang diupayakan PKDS adalah meningkatkan literasi masyarakat desa dengan berita-berita berdasar fakta alias bukan berita hoax. Persoalan media-media yang kerap kali menyebarkan berita bohong juga berusaha ditangkis melalui pemahaman akan pentingnya memilah berita. ’’Kami berharap masyarakat bisa mendapatkan asupan berita dan pengetahuan yang positif serta membangun supaya lebih open minded,” tegas Sutejo. Dia dan segenap kepala desa lain memercayakan hal tersebut kepada Jawa Pos. (via/c7/dio)