Jawa Pos

Bisa Lumpuh sampai Sabtu

Pelayaran Gresik–Bawean, Uang Penumpang Habis untuk Penginapan

-

GRESIK – Ratusan warga Pulau Bawean masih ”telantar” di daratan Gresik. Hingga kemarin (25/4), mereka belum juga terangkut kapal laut menuju kampung halaman masingmasi­ng. Transporta­si benar-benar lumpuh.

Warga Bawean yang tertahan di Gresik menginap di berbagai losmen. Salah satunya adalah Penginapan Bawean di Jalan Nyai Ageng AremArem. Total 20 kamar penginapan tersebut penuh. Sebagian besar kamar diisi satu keluarga.

Contohnya, keluarga Efendi, 40. Mereka sudah menginap selama dua minggu. Mereka harus membayar kamar penginapan Rp 50 ribu per hari. Itu belum termasuk biaya makan sampai Rp 100 ribu per hari. ”Berat di biaya makan. Kalau membawa lima anggota keluarga, per hari biaya makan sampai Rp 500 ribu,” ujar warga Sangkapura tersebut.

Berbeda dengan cerita Dinawi, 41. Selama dua pekan menunggu kapal, uang hasil kerjanya di Pulau Batam hampir habis. ”Sisa uang saya hanya cukup untuk ongkos pulang,” kata ayah dua anak itu.

Pemerintah berupaya keras untuk mencarikan solusi. Kepala Dinas Perhubunga­n (Kadishub) Gresik Andhy Hendro Wijaya mengatakan telah berupaya meminta bantuan kapal Dharma Lautan Utama (DLU). Kapal yang berangkat dari Tanjung Perak, Surabaya, menuju Kalimantan itu bisa membawa penumpang tujuan Bawean.

Kondisi tersebut berlaku sebaliknya. Kapal DLU yang berangkat dari Kalimantan bisa melakukan deviasi di Bawean, lalu melanjutka­n perjalanan ke Surabaya. Namun, lanjut dia, jumlah penumpang asal Bawean yang bisa terangkut masih minim. ’’Kami tidak berhak menentukan kuota penumpang Bawean. Sebab, sangat bergantung pada kapasitas kapal,” ucapnya.

Selain itu, dishub berkirim surat kepada penyelengg­ara Bandara Kelas III UPT Trunojoyo sebagai pengelola Lapter Harun Thohir. Tujuannya, meminta otoritas lapter menambah frekuensi pelayaran dari dua kali menjadi tiga kali seminggu. Penambahan frekuensi bertujuan mengurangi jumlah antrean penumpang dari dan ke Bawean. ’’Itu dilakukan mulai Mei,” jelasnya.

Sebagaiman­a diberitaka­n, kapal penumpang rute Bawean–Gresik dan sebaliknya berhenti beroperasi sementara karena docking. Bahari Express 8E melakukan pengedokan di PT Pelindo Marine Service Surabaya. Sementara itu, KM Gili Iyang melakukan docking di Paciran, Lamongan. Ada kerusakan di bagian kemudi. Dua kapal tersebut harus diperiksa secara menyeluruh sebelum diperbaiki.

Kepala Tata Usaha Kantor Kesyahband­aran dan Otoritas Pelabuhana­n (KSOP) Gresik Nanang Afandi memperkira­kan kapal baru turun docking hari ini (26/4). Lalu, kapal berkecepat­an tinggi itu menjalani uji kelaikan operasi pada Kamis (27/4).

Dia memprediks­i kapal baru bisa beroperasi pada Jumat (28/4) atau Sabtu (29/4). ’’Kami berharap kapal dalam kondisi baik-baik saja dan secepatnya beroperasi kembali,” katanya.

Selain dua kapal itu, sebetulnya ada satu kapal lagi yang melayani rute Gresik–Bawean. Yakni, Natuna Express. Namun, KSOP Gresik menyatakan bahwa kapal tersebut belum layak beroperasi. ”Kapal belum memenuhi syarat keselamata­n,” terangnya. (mar/c16/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia