Jalan Berliku Menuju Peristirahatan Terakhir
JAKARTA – Tangis tidak terbendung membasahi wajah Aurelia Callista Carilla alias Rilla, 13. Putri sulung mendiang Suryana Nurzaman Zein alias Yana Zein itu tidak mampu menahan duka atau mungkin kecewa mendalam. Jasad sang bunda yang sedianya hendak dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Jakarta Selatan, pukul 13.00, tidak bisa langsung dikuburkan.
Ayah kandung Yana, Nurzaman Zein, bersikeras agar pemakaman dilangsungkan di TPU Gandul, Cinere, Depok, secara Islam. Semua bermula selepas ibadah tutup peti di rumah duka RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, kemarin siang (2/6).
Yana awalnya akan dimakamkan secara Kristen yang menurut ibunya, Swetlana, adalah agama terakhir bintang sinetron yang meninggal pada Kamis dini hari lalu karena kanker payudara dan kanker getah bening itu. Selama ibadah tersebut, dilantunkan lagu-lagu pujian. Sementara itu, di ruang sebelah, pihak keluarga ayah Yana melantunkan ayat suci Alquran. Setelah pendeta memberikan khotbah dan menjelang penutupan peti, Nurzaman masuk dan mengungkapkan ingin Yana dimakamkan secara Islam.
Namun, Swetlana bersikukuh. Perdebatan panjang terjadi. ’’ Dia (Nurzaman) ke mana saja selama ini? Kenapa baru muncul sekarang?’’ ujar Swetlana yang bercerai dengan Nurzaman sekitar 30 tahun silam. Sejak mereka bercerai, Swetlana mengaku bahwa Nurzaman hanya sesekali mengontak Yana. Bahkan, pria 70 tahun itu bisa dibilang tidak pernah menengok Yana saat sakit, baik di Jakarta maupun saat berobat di Tiongkok. Setelah beberapa saat, pihak Swetlana akhirnya mengalah. Bagi dia, apa pun prosesi pemakaman putrinya, dia percaya itu yang terbaik. ’’ Semua agama itu baik. Saya percaya itu,’’ katanya.
Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah Yana disalatkan di Masjid Baiturahman, Cinere. Setelah jenazah Yana disalatkan, rupanya keluarga menerima kabar bahwa pihak masjid tidak menerima kabar kedatangan jenazah Yana. Jenazah Yana pun disalatkan tanpa pimpinan ustad yang bertugas. ’’ Ada miskomunikasi, harusnya di Masjid Jami Persatuan. Sama-sama deket TPU Gandul, makanya kami bingung,’’ ungkap Lingga Suri, sahabat Yana.
Akhirnya, jenazah dipindahkan ke masjid kedua untuk disalati lagi. Lantas, setelah disalatkan, jenazah dibawa awak media dan kerabat menuju TPU Gandul. Jenazah pun dikebumikan dengan lancar. Teriring doa dan salawat yang dipimpin Nurzaman. Rilla tidak henti-hentinya menangis. ’’ Mohon dimaafkan kesalahan mami saya,’’ ujarnya sambil merangkul sang adik, Allika Pandora, 11.
Selama proses pemakaman, Swetlana terdiam. ’’ Saya nggak sanggup lihat,’’ tuturnya. Kerabat Swetlana menenangkannya dalam bahasa Rusia yang merupakan negara asalnya. Walaupun demikian, Swetlana berkali-kali mengaku sudah ikhlas. ’’ Sudah ya. Biarkan Yana istirahat, jangan debat tentang agama atau cara pemakamannya,’’ jelas Swetlana. (len/c20/ayi)