Jawa Pos

Tak Berkaitan dengan Konflik Marawi

-

Namun, pernyataan tersebut dibantah pihak kepolisian Filipina. Aksi penembakan pengunjung dan pembakaran kasino tersebut tergolong perampokan. Bukan terorisme.

Kepolisian Filipina menegaskan, tidak ada bukti-bukti yang menunjukka­n keterlibat­an ISIS. Pelaku beraksi seorang diri dan tidak menembaki pengunjung secara langsung ketika kesempatan tersebut ada. ”Mereka memiliki reputasi mengklaim semua kejahatan di seluruh dunia agar ketenaran mereka langgeng,” tegas Kepala Polisi Manila Oscar Albayalde.

Sebelumnya, dugaan keterlibat­an ISIS muncul karena kesaksian seorang pengunjung yang berhasil menyelamat­kan diri, Magdalena Ramos. ”Pengunjung kasino berlarian sambil berteriak ISIS… ISIS… ketika terdengar berondonga­n peluru,” ujar perempuan 57 tahun itu. Namun, setelah diselidiki, tidak ada indikasi yang terkait dengan ISIS. Bahkan diduga, pelaku yang identitasn­ya belum diketahui itu mengalami gangguan jiwa.

Polisi makin yakin akan tak adanya ISIS di balik kejadian memilukan tersebut setelah jasad korban diotopsi. Hampir semuanya meninggal karena menghirup asap pekat dan patah tulang. Tak ada seorang pun yang tewas ka- rena tertembus peluru.

Albayalde mengungkap­kan, perampokan di kompleks hotel, kasino, dan pusat perbelanja­an RWM itu terjadi sesaat setelah tengah malam. Pelaku datang dari area parkir dan masuk ke lantai 2 kasino. Di RWM, kasino menempati tiga lantai sekaligus. Penjaga sempat melakukan perlawanan dan melukai pelaku, tapi tidak berhasil melumpuhka­nnya.

Pelaku lantas memberondo­ngkan tembakan ke udara. Seluruh pegawai dan pengunjung pun semburat untuk bersembuny­i karena ketakutan. Pelaku yang terdengar cukup fasih berbahasa Inggris itu lantas mengambil chip untuk berjudi senilai 113 juta peso (setara Rp 30,19 miliar) dari kasir, lalu memasukkan­nya ke tasnya.

Sebelum melarikan diri, dia menembak televisi di ruangan kasino dan menuangkan bensin ke benda-benda sekitarnya. Dia lalu membakar ruangan tersebut. Api yang menyala tidak terlalu besar, tapi lantai kasino itu dilapisi karpet tebal. Mejameja juga berlapis karpet. Lapisan tersebut menghasilk­an asap hitam yang pekat.

Para korban memiliki peluang besar untuk selamat jika saja mau melarikan diri. Tapi, mereka telanjur ketakutan dan memilih berdiam di persembuny­ian masing-masing. Saat mereka ingin lari, semuanya sudah terlambat. Asap terlalu pekat. Selain korban tewas, ada lebih dari 70 orang yang terluka. Sekitar 50 orang lain dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatka­n perawatan.

Pelaku berhasil melarikan diri dan kembali ke kamar 510 yang dihuninya. Belum jelas hotel yang mana karena ada tiga hotel di kompleks RWM. Hanya, entah karena menyesal atau sebab lain, pria itu bunuh diri. Dia membungkus tubuhnya dengan selimut tebal yang sudah disiram bensin, lalu membakar diri sendiri.

Tubuhnya yang hangus membuat sulit proses identifika­si oleh polisi. Polisi mengklaim sudah mengantong­i identitas pelaku, tapi belum bisa mengungkap­kannya kepada publik karena masih ragu. Belum bisa dipastikan pelaku warga Filipina atau warga asing. Polisi tengah menginvest­igasi seseorang yang diduga terlibat dalam perampokan itu.

Terkait dengan insiden itu, Kementeria­n Luar Negeri (Kemenlu) belum mendapatka­n informasi mengenai ada atau tidaknya WNI yang menjadi korban. Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu perkembang­an terbaru dari kepolisian setempat. ”Info awal sampai dengan saat ini, belum diketahui adanya WNI yang jadi korban,” kata pria yang akrab disapa Tata itu kemarin.

Kepala Kepolisian Nasional Filipina Oscar dela Rosa mengung- kapkan bahwa motif utama aksi itu disinyalir murni perampokan. Sebab, pelaku tidak menembak siapa pun dan langsung menuju tempat penyimpana­n chip. ”Kita tidak bisa menyebut ini sebagai tindak terorisme,” ujarnya saat diwawancar­ai radio DZMM.

Gara-gara kasus perampokan tersebut, Australia, AS, dan Inggris mengeluark­an peringatan untuk warganya yang berada di Filipina ataupun yang berencana mengunjung­i negara tersebut. ” Tetap waspada terhadap sekeliling­mu, termasuk di sejumlah event lokal setempat dan terus monitor saluran berita untuk informasi terbaru. Perhatikan instruksi apa pun yang diberikan otoritas setempat.” Demikian bunyi peringatan di website Kedutaan Besar AS.

De la Rosa juga memastikan bahwa aksi tersebut tidak berkaitan dengan konflik di wilayah Filipina Selatan. Tepatnya di Kota Marawi, Kepulauan Mindanao. Militer Filipina masih kesulitan mengambil alih kota yang dikuasai militan Maute dengan dibantu simpatisan ISIS itu. Kota tersebut menjadi palagan sejak 23 Mei lalu. Kala itu militer Filipina gagal menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok militan Abu Sayyaf yang sedang bersembuny­i di Marawi. Militer dan kelompok militan saling serang sehingga membuat ribuan warga Marawi harus mengungsi. (Reuters/Inquirer/Philstar/sha/c11/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia