Jawa Pos

Benteng Kukuh vs Rakus Gol

-

Duel kedua tim juga merupakan representa­si dua kutub sepak bola yang bertolak belakang.

Juventus merupakan tim yang kukuh pertahanan­nya. Hanya jebol tiga kali dalam 12 laga yang dijalani di Liga Champions musim ini. Sedangkan Real mewakili sepak bola rakus gol dengan 32 gol dalam 12 pertanding­an.

Di Juventus, kukuhnya pertahanan itu tak lepas dari peran BBC: Andrea Barzagli-Leonardo Bonucci-Giorgio Chiellini. Sedangkan tajamnya gempuran Real juga diwakili trio dengan akronim serupa: BBC (Gareth Bale-Karim Benzema-Cristiano Ronaldo).

Perkembang­an terakhir memperliha­tkan bahwa BBC milik Juventus punya kans lebih besar untuk menjadi penentu hasil pertanding­an. Sebab, BBC Real sedang koyak. Bale yang belum 100 persen sembuh dari cedera betis punya kans sangat tipis untuk tampil. Malah trisula lini depan Real bisa berganti akronim IBC: Isco-Benzema-Cristiano.

Meski kompatriot­nya absen, bintang Real Cristiano Ronaldo dalam wawancara dengan Fox Sports kemarin (2/6) sangat percaya diri timnya bisa juara. Sekaligus mengakhiri ”kutukan” sejak format Liga Champions ditetapkan musim 1992–1993: belum ada tim yang sanggup back-to-back alias mengangkat trofi dalam dua musim beruntun.

” Juventus adalah tim yang sempurna. Pertarunga­n ini akan jadi laga yang berimbang. Namun, saya yakin Real lebih kuat dan kami hanya harus membuktika­n di lapangan pertanding­an,” tutur Ronaldo

Kalau Real berambisi mematahkan kutukan tak adanya juara beruntun, Juventus juga punya kutukan lain yang harus diakhiri: rekor buruk di final. Dari delapan pertanding­an puncak yang dijalani Juventus, enam di antaranya berakhir dengan kekalahan. ”Saya berdoa bakal terjadi malam keajaiban buat Real dan malam yang tragis bagi Juventus,” kata Ronaldo kepada Fox Sports.

Sementara itu, di kubu Juventus, semuanya bersatu untuk memberikan gelar istimewa bagi sang kapten Gianluigi Buffon. Mahkota Liga Champions adalah satu-satunya trofi bergengsi yang belum pernah diraih. Pada usianya yang sudah 39 tahun, laga dini hari nanti bisa menjadi kesempatan terakhir buat Buffon meski dirinya belum berencana pensiun.

Buffon pantas sebal untuk kegagalan-kegagalann­ya di masa lalu mengangkat Si Kuping Lebar. Pada final Liga Champions 2002– 2003 dan 2014–2015, Buffon dipecundan­gi AC Milan dan Barcelona. Untuk kali ini, kiper andalan tim nasional Italia itu akan puputan atau habis-habisan demi trofi terakhir yang belum dimenangka­nnya. ”Kamu harus menemukan keberanian untuk menaklukka­n rasa takutmu. Jadi, itulah kenapa saya merasa bertambah kuat ketimbang mereka yang berkata tak pernah takut,” ucap Buffon. (dra/c9/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia