16 WNI Pasti Pulang, 1 Menunggu
Baru sesudahnya mereka dipulangkan ke daerah asal.
”Biasanya, WNI yang dievakuasi dari daerah konflik akan ada proses semacam brifing untuk melihat impact psikologis dan yang lainnya. Sekitar 1–2 hari,” kata pria yang akrab disapa Tata itu kemarin (2/6).
Tata menjelaskan, proses brifing itu sudah menjadi prosedur pagi para WNI yang dievakuasi dari daerah konflik. Sebelumnya, Kemenlu pernah mengevakuasi WNI dari Yaman.
Para WNI itu kemudian dibrifing selama 1–2 hari, lalu dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Proses brifing itu, lanjut Tata, akan melibatkan beberapa sektor. ”Kemungkinan dari Kementerian Sosial, BNPT, dan mungkin Densus 88. Saat ini kita belum tahu prosesnya. Besok (hari ini, Red), dari PWNI Kemenlu juga akan ikut menjemput para WNI itu,” terang Tata.
Sampai berita ini diturunkan, para WNI tersebut masih berada di wisma KJRI Davao. Kamis malam (1/6) Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi sempat berbicara dengan perwakilan WNI. Perwakilan WNI itu mengatakan bahwa dirinya dan teman-temannya berada dalam kondisi baik dan sehat setelah terjebak di kota-kota sekitar Marawi.
Sebelumnya, 17 WNI telah dievakuasi. Enam belas WNI merupakan anggota Jamaah Tabligh. Sedangkan satu WNI lainnya merupakan WNI yang tinggal menetap di sana.
Dari 17 WNI yang telah dievakuasi itu, baru 16 WNI yang sudah pasti dipulangkan ke Indonesia malam ini. Tata mengatakan, satu WNI lainnya akan dipulangkan juga ke Indonesia, tetapi masih belum ada kepastian kapan.
Mengenai empat WNI yang masuk DPO kepolisian Filipina karena diduga terlibat dalam jaringan terorisme di Filipina, Tata enggan berkomentar. Menurut dia, empat WNI tersebut ditangani langsung oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan Densus 88.
”Mereka yang mengetahui detail WNI yang terlibat dan ikut kelompok teroris luar negeri,” tuturnya. (and/c10/ttg)