Terapi Menyenangkan di Pojok Disleksia

SURABAYA – Fasilitas untuk warga Surabaya kian beragam. Termasuk bagi anak disleksia yang kesulitan membaca. Pojok disleksia di Perpustakaan Umum Surabaya tersedia sebagai media terapi dan sarana belajar.

Ada dua komputer yang disediakan di ruang khusus anak. Keduanya lengkap dengan aplikasi khusus untuk penyandang disleksia. Namanya LexiPal. Terlihat pula alat sensor untuk permainan 4D. Dalam aplikasi tersebut, ada beragam fitur yang bisa digunakan untuk melatih kemampuan membaca dan motorik anak disleksia.

Misalnya, permainan mengingat objek yang dimainkan Muhammad Revolusi. Dalam permainan itu, Revo harus mengingat deretan benda atau hewan. Lantas menebak objek mana yang hilang. ” Yang nggak ada ayam,” ujarnya sambil menyentuh gambar ayam pada layar tersebut.

Pelajar kelas II SD itu tampak antusias memainkan beragam permainan yang tersedia. Selain melatih daya ingat, ada per- mainan persepsi arah. Permainan itu bisa dilakukan sambil bergerak. Dengan sensor yang terpasang di depan komputer, Revo bergerak mengikuti jalannya permainan. Salah satunya, games mengejar kucing.

Petugas Perpustakaan Umum Surabaya Anggraeni Susanti menerangkan, penyandang disleksia berproblem pada daya ingat dan mengenal arah. Permainan mengejar kucing mengenalkan anak pada arah kanan, kiri, depan, ataupun belakang. ”Total ada 12 tahap di aplikasi ini,” ujarnya saat ditemui di perpustakaan di lingkungan Balai Pemuda tersebut.

Karena sifatnya berlanjut, setiap anak disediakan akun sendiri. Akun itu bakal merekam kegiatan anak tersebut. ”Sekarang ada 42 anak yang tercatat aktif melakukan terapi ini,” terang Anggraeni.

Meskipun dikhususkan untuk anak disleksia pada kisaran usia 5–7 tahun, permainan aneka fitur itu bisa dimainkan hingga anak kelas V SD. ”Makin ke belakang, tahapnya makin susah,” kata Anggraeni. (kik/c25/nda) OKKY PUTRI RAHAYU/JAWA POS ASAH MEMORI: Petugas Perpustakaan Umum Surabaya Anggraeni Susanti (kanan) menemani Muhammad Revolusi memainkan LexiPal.