Penyakit yang Sering Dikira Stroke
Kerap Terjadi pada Lansia
SURABAYA – Menurut data yang dimiliki Pemerintah Kota Surabaya, angka harapan hidup (AHH) masyarakat Kota Pahlawan meningkat. Bayi yang lahir menjelang 2014 memiliki AHH 74 tahun.
Namun, hal tersebut harus dibarengi dengan peningkatan sarana kesehatan untuk lansia. Sebab, ada data dari RSUD dr Soetomo yang menyebutkan peningkatan penyakit subdural hema
toma pada lansia. Penyakit itu merupakan pendarahan di area otak ( arachnoid dan meningeal) yang disebabkan benturan maupun non benturan.
”Pada lansia, biasanya termasuk golongan kronis yang terjadi, tidak selalu dengan benturan,” ucap ahli bedah saraf RS Unair dr Tedy Apriawan SpBS. Di RSUD dr Soetomo, selama 2015–2017 tercatat 252 kasus subdural hematoma. Sebanyak 52 kasus tergolong akut dan dialami mereka yang berusia 45 tahun ke atas.
Malangnya, penyakit tersebut, menurut Tedy, selama tiga hingga enam bulan tidak menunjukkan gejala. Namun, setelah itu, si penderita bisa mengalami pusing tak berkesudahan. Rasa pusing tersebut terjadi karena ada tekanan dalam otak. ”Rasa pusingnya itu
cekot-cekot,” ujarnya. Tak berhenti di rasa pusing, bisa jadi penderita akan mengalami lumpuh separo. Biasanya sering dikira pasien mengalami stroke. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, ada darah yang memenuhi kepala. Kelumpuhan tersebut disebabkan kerusakan pada beberapa bagian otak.
Kebanyakan subdural hematoma kronis memang dialami lansia. Sebab, semakin tua, otak manusia semakin kecil. Dengan volume yang kecil itu, rawan sekali pembuluh darah pecah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan otak seseorang mengecil. Yang pertama adalah kualitas gizi yang dikonsumsi. Kedua, jarang berolahraga. ”Stres waktu muda ternyata bisa menyebabkan volume otak semakin cepat mengecil,” katanya. Penyebab lain adalah darah yang tidak mudah beku. Biasanya, hal itu dialami pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah. ”Hampir seluruh obat pengencer darah memiliki risiko tersebut,” jelas alumnus Unair itu. (lyn/ c11/jan)