Merkel Sering Lupa Suaminya Tertinggal
Rata-rata memilih menghindar dari sorotan, suami para pemimpin negara dan pemerintahan justru berperan penting di balik layar. Ada yang biasa memilihkan busana dan tas untuk sang istri. Ada pula yang rutin memasakkan makan malam untuk buah hati.
BAYANGKAN diri Anda sebagai Joachim Sauer. Sehari-hari bergelut dengan kimia kuantum, kemudian tiba-tiba diminta ikut belanja ke butik. Atau menonton konser yang dia tidak tahu artisnya. Sulitnya lagi, yang mendampingi ibuibu semua. Mungkin tak susah. Tapi bisa bikin aaarghhh, hehehe. Namun, itulah risiko suami Kanselir Jerman Angela Merkel.
Peran sebagai first gentleman kembali menjadi perbincangan menyusul kehadiran Gauthier Destenay dalam konferensi NATO di Brussels, Belgia, 25 Mei lalu. Itu adalah kali pertama first gentleman dari pemimpin negara yang gay ikut dalam sesi foto NATO.
Polemik pun muncul ketika akun Facebook Gedung Putih tidak mencantumkan nama suami Perdana Menteri (PM) Luksemburg Xavier Bettel tersebut dalam keterangan foto yang mereka unggah. Gedung Putih hanya menyebut nama-nama first lady dan pasangan kepala negara dan kepala pemerintahan yang hadir saat itu.
First lady adalah sebutan nonformal yang biasa disematkan untuk istri atau pasangan kepala negara nonmonarki. Sebutan first lady jarang dipakai untuk istri kepala pemerintahan yang bukan kepala negara.
Misalnya saja di Inggris, kepala pemerintahannya adalah PM. Tapi, kepala negaranya adalah Ratu Elizabeth. Tapi, secara longgar, first lady biasanya dipakai untuk menyebut istri atau pasangan kepala negara dan pemerintahan.
Gedung Putih mendapatkan tudingan seksis dan homofobia gara-gara mengabaikan Destenay. Begitu banjir kritik, mereka akhirnya menambahkan nama Destenay dalam foto tersebut.
Arsitek berdarah Belgia itu menjadi satu-satunya pria di antara para ibu negara. Meski begitu, dia tidak tampak canggung. Destenay tampak sangat menikmati setiap sesi acara yang disediakan untuk para pemimpin negara anggota NATO itu.
Pria yang menikah dengan Bettel pada Agustus 2014 itu berkali-kali tertangkap kamera tertawa dan berbincang dengan First Lady Amerika Serikat Melania Trump. Senyumnya juga selalu terkembang dalam setiap foto. Hanya First Lady Turki Emine Erdogan yang tampak enggan berbincang dengannya.
Padahal, tak semua first gentleman alias pasangan para pemimpin perempuan menikmati peran mereka seperti halnya Destenay. Banyak di antara mereka yang lebih memilih jauh dari sorotan dan hanya tampil jika memang diperlukan.
Sebagian besar lebih memilih tidak menghadiri event-event berskala internasional. Salah satunya Joachim Sauer. Dia adalah suami Kanselir Jerman Angela Merkel. Berbeda dengan Merkel yang foto dan komentarnya hampir setiap hari terpampang di berbagai media, Sauer lebih memilih menghindari media. Dia bahkan sudah membuat media di Jerman putus asa.
Sauer dan Merkel memiliki kehidupan yang jauh berbeda. Perempuan yang pernah menjadi Person of the Year majalah Time pada 2015 itu lebih fokus di politik. Sedangkan Sauer lebih dikenal sebagai profesor kimia kuantum di Humboldt University of Berlin.
Begitu jarangnya menemani istrinya, Sauer bahkan kerap dilupakan Merkel saat ikut dalam acara yang didatangi. Salah satunya adalah saat dia menerima Presidential Medal of Freedom di Gedung Putih.
Begitu turun dari limusin, Merkel langsung melenggang begitu saja. Setelah beberapa langkah, dia baru sadar tak sendirian. Suaminya masih tertinggal di mobil. Merkel langsung berhenti dan Sauer tergopoh-gopoh keluar dari mobil untuk menyusul istrinya.
Setali tiga uang, suami PM Inggris Theresa May, Philip May, hampir serupa dengan Sauer. Sejak May menjadi PM pada Mei tahun lalu, Philip beberapa kali menemani istrinya. Namun, dia hampir tak pernah mau buka mulut ke media. Senior executive di Capital Group itu baru mau tampil di media 9 Mei lalu saat diwawancarai eksklusif oleh BBC.
Philip menjadi pendukung utama May. Dialah yang memilihkan baju apa yang pantas dipakai istrinya, tasnya, bahkan memberikan saran untuk pidatonya.
Meski begitu, untuk urusan rumah tangga Philip angkat tangan. Pasangan itu selalu makan bersama saat akhir pekan dan Maylah yang memasak. Sedangkan Philip kebagian membuang sampah. ”Ada pekerjaan lelaki dan pekerjaan perempuan,” ujar May saat diwawancarai BBC.
Lain lagi cerita suami Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Sindre Finnes. Dia jauh lebih terbuka. Selain berprofesi pebisnis, pria yang menikah dengan Solberg pada 1996 itu menjadi bapak rumah tangga. Finnes tak malu mengakui bahwa dirinyalah yang selama ini menyiapkan makan malam untuk dua anak mereka.
”Jika Erna ada di rumah untuk makan malam, itu adalah bonus,” ungkap Finnes.
Dia mengakui bahwa istrinya jarang bisa makan bersama keluarga di rumah. Tapi, sebagai seorang mantan politikus Partai Konservatif, Finnes tahu betul kesibukan istrinya.
Finnes mengaku sangat menikmati pekerjaannya. Baik sebagai pebisnis, bapak rumah tangga, ataupun seorang first gentleman. (Reuters/Guardian/NewsEnglish/Thelegraph/sha/c9/ttg)