Segera Umumkan Pelaku Teror London
Pasang Separator, Cegah Teror Tabrak-Tusuk
LONDON – Kepolisian Metro London alias The Met berupaya keras mengungkap Teror London Bridge yang menewaskan tujuh orang pada Sabtu malam (3/6). Setelah meringkus 12 orang di sekitar tempat tinggal seorang di antara tiga pelaku, aparat kembali mengamankan sebelas orang kemarin (5/6). The Met juga mengaku mengantongi identitas para pelaku.
CNN melaporkan bahwa salah seorang pelaku berkaitan dengan Irlandia. Tapi, Perdana Menteri (PM) Theresa May belum mau buka suara. ”Segera, setelah semuanya memungkinkan, kami memublikasikan nama para pelaku,” kata pemimpin 60 tahun tersebut dalam jumpa pers. Saat ini, untuk keperluan penyelidikan, dia mengaku belum bisa mengungkapkan identitas tiga pelaku yang tewas di tangan aparat Sabtu lalu.
Kemarin London Bridge masih ditutup sebagian untuk umum. Namun, aktivitas masyarakat di sekitar jembatan yang menghubungkan pusat Kota London dengan Borough Market di Distrik Southwark itu sudah berangsur normal. Dua teror dengan modus penabrakan dan penusukan di Westminster dan London Bridge membuat pemerintahan May meningkatkan pengamanan di jembatan.
”Akan ada pengamanan tambahan di seluruh jembatan di London,” terang salah seorang personel The Met.
Beberapa jembatan utama di ibu kota mulai dipasangi separator permanen di trotoar kemarin. Dengan demikian, mobil tidak akan bisa lagi naik ke trotoar tanpa menabrak pembatas beton tersebut. Itu merupakan salah satu upaya untuk mengamankan para pejalan kaki.
Di tengah investigasi, The Met juga tetap melancarkan razia antiteror. Kawasan Barking kembali menjadi sasaran. Polisi mengamankan lagi sekitar sebelas orang yang diduga kuat terlibat dalam teror yang membuat sedikitnya 48 orang terluka itu. Komisioner The Met Cressida Dick menyatakan, aparat juga menyita sejumlah barang bukti forensik dari dua lokasi razia.
Sejauh ini polisi mengamankan 23 orang yang diduga kuat terlibat dalam teror tabrak-tusuk Sabtu malam tersebut. Namun, tidak banyak yang The Met bagikan kepada publik. Itu berbeda dengan investigasi Teror Manchester sekitar dua pekan lalu. Dalam hitungan jam, identitas pelaku dan foto barang bukti beredar luas di dunia maya. Saat itu semua bocoran berasal dari Amerika Serikat (AS).
Kemarin kampanye oleh seluruh partai politik kembali berjalan setelah tertunda sehari. May pun menjadi sasaran empuk para politisi partai yang mengincar kursi PM. Salah satunya adalah Jeremy Corbyn. Sejak awal, dia rajin mengkritisi kebijakan keamanan yang May terapkan. Bahkan, dia menyebut kebijakan pengurangan personel kepolisian saat May masih menjabat menteri dalam negeri sebagai pemicu teror. ”Kami tidak bisa memberikan jaminan keamanan kepada publik dengan harga yang murah,” katanya.
Corbyn lantas berjanji untuk merekrut sedikitnya 10.000 personel kepolisian baru jika partainya menang pemilu 8 Juni.
Polisi berhasil mengidentifikasi seorang di antara tujuh korban tewas. Dia adalah Chrissy Archibald. Perempuan 30 tahun itu be r kewarganegaraan Kanada. Dia belum lama tinggal di London, rumah calon suaminya, karena akan menikah. Selain Archibald, seorang warga negara Prancis yang namanya belum dipublikasikan menjadi korban tewas.( AFP/Reuters/ BBC/CNN/hep/c22/any)
Kami tidak bisa memberikan jaminan keamanan kepada publik dengan harga yang murah.” Jeremy Corbyn, Ketua Partai Buruh mengkritik kebijakan PM Inggris Theresa May yang mengurangi personel kepolisian