Jawa Pos

Juli, Premium-Solar Berpotensi Naik Harga

-

JAKARTA – Pemerintah berencana mengevalua­si harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya premium dan solar. Evaluasi dilakukan setelah tekanan inflasi selama Ramadan dan Lebaran mereda.

’’Premium RON 88 dan solar dilihat pada Juli setelah Lebaran. Nanti kita lihatlah,’’ kata Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Evaluasi dilakukan karena harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ ICP) di atas asumsi pemerintah di APBN. Karena itu, pemerintah diperkirak­an meningkatk­an harga dua BBM bersubsidi tersebut.

Meski demikian, Jonan belum bersedia memastikan apakah pemerintah berencana menaikkan harga BBM atau tetap mempertaha­nkan harga saat ini. Satu hal yang pasti, peluang untuk penurunan harga BBM setelah Lebaran sulit terjadi.

’’Kemungkina­n turun susah. Sebab, harga pada saat itu terpatok pada ICP di kisaran USD 40 sampai USD 45 per barel, sedangkan rata-rata saat ini USD 49 per barel,’’ kata Jonan.

Hingga kini, pemerintah juga belum bisa memastikan apakah tren kenaikan harga minyak dunia akan terus berlanjut atau tidak. Selain pasokan dan permintaan, faktor lain seperti tingkat konsumsi negara-negara besar dan kondisi geopolitik menjadi penentu fluktuasi harga minyak.

Fluktuasi harga minyak dunia membuat pemerintah kembali mengevalua­si harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ ICP) dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017. Pemerintah juga mengevalua­si target produksi minyak siap jual ( lifting) pada 2018.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan, evaluasi dilakukan karena harga minyak dunia tidak dapat diprediksi. Meski demikian, asumsi di APBN dianggap hal terbaik yang bisa dicapai.

”Namun, asumsi terbaik itu pun belum tentu sama dengan kenyataan di dunia. Sebab, tidak ada seorang pun yang bisa memprediks­i harga minyak dunia,” jelas Candra di Kantor Kementeria­n ESDM kemarin (5/6).

Sementara itu, pemerintah menargetka­n lifting minyak pada 2018 mencapai 800 ribu barel per hari. Target tersebut ditetapkan untuk memacu semangat kontraktor kontrak kerja sama agar terus meningkatk­an produksi atau minimal mempertaha­nkan pencapaian lifting. ”Tahun ini targetnya 771.000 barel per hari. Produksi tahun depan kalau bisa di atas 800.000 barel per hari,” kata Candra. (dee/c22/c23/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia