Jawa Pos

PuasaSaja Selagi Kuat

Setiap bulan puasa banyak perempuan hamil yang bertanya, sebaiknya puasa atau tidak ya? Kalau puasa, khawatir mengganggu tumbuh kembang janin. Tapi, bagaimanap­un, itu adalah kewajiban muslim yang jika tidak dilakukan wajib diganti di lain hari atau membay

-

SELAMA tidak ada keluhan dan ibu hamil kuat, disarankan tetap puasa. Secara halus, Allah menganjurk­an puasa buat mereka yang tengah hamil dalam QS Al Baqarah 184. ”Di bagian penutup ayat, tertera berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Tidak mungkin Allah mencelakak­an umat-Nya,” ungkap dr Muhamad Fachry SpOG.

Spesialis kandungan dan kebidanan RSIA Kendangsar­i, Surabaya, itu menjelaska­n bahwa puasa justru bisa memberi manfaat buat bumil dan janin.

Fachry berpendapa­t, ibadah intens yang dilakukan sepanjang Ramadan, mulai puasa, tarawih, hingga membaca Alquran, bisa menimbulka­n ketenangan hati. Dalam kondisi tersebut, produksi hormon endorfin akan naik dan berpengaru­h pada perkembang­an janin yang semakin baik. Nanti bayi punya perkembang­an mental dan spiritual yang baik. Di samping itu, puasa bisa meringanka­n kerja pencernaan, jantung, dan berfungsi sebagai detoksifik­asi.

Namun, sebelum menjalanka­n puasa, Fachry menyaranka­n bumil memeriksak­an diri ke dokter. Terutama mereka yang memiliki riwayat gangguan kesehatan. ”Misalnya, kondisi kehamilan

disertai diabetes, hipertensi, atau gangguan perkembang­an janin. Setelah skrining, barulah dokter memutuskan, apakah si ibu boleh puasa atau tidak,” papar Fachry.

Menurut Fachry, dalam kondisi sehat, bumil dengan usia kehamilan berapa pun bisa melaksanak­an puasa. Menurut dokter yang juga penulis buku Tuntunan Kehamilan dan

Persalinan Islami tersebut, kondisi bumil saat puasa tak berbeda dengan mereka yang sedang tidak hamil. ”Perbedaann­ya hanya lambung bumil mudah penuh sehingga sering mual atau muntah,” ungkapnya.

Kunci untuk menekan keluhan tersebut ada pada pengaturan buka. ”Saat buka, ikuti sunah Rasul. Makan kurma, air putih atau susu, lalu dilanjutka­n salat Magrib. Jangan terburu makan gorengan atau es banyak-banyak,” paparnya.

Sebab, hal tersebut bisa membuat perut kaget. Fungsi pencernaan pun jadi lambat. Terlebih, pada bumil, lambung gampang penuh. ”Akhirnya, malas makan buka dan lanjut sampai sahur karena perut enggak nyaman. Pengaturan­nya enggak efektif,” tegas Fachry.

Dia menyaranka­n, porsi makan buka hendaknya sesuai kapasitas, tetapi komponen harus komplet. ” Jangan nasinya banyak, tapi lauk dan sayurnya sedikit. Sebab, tubuh juga perlu protein dan serat,” papar Fachry.

Selama hamil, kebutuhan gizi ibu mencapai 2.200–2.300 kalori per hari. Di samping itu, di antara buka hingga sahur, ibu juga disarankan

ngemil. ”Bisa makan roti atau camilan, tapi pilih yang sehat dan diimbangi dengan minum cukup,” imbuhnya.

Bumil juga disarankan mengonsums­i vitamin dan susu khusus. Jika kebutuhan gizi terpenuhi, kegiatan sehari-hari pun bisa dilaksanak­an dengan lancar. ”Ibarat mobil, puasa berfungsi untuk tune-up atau memperbaik­i fungsi tu buh,” paparnya. (fam/c6/ayi)

 ??  ?? MODEL: SUKMA ANGGUN, FOTO: ARYA DHITYA/JAWA POS
MODEL: SUKMA ANGGUN, FOTO: ARYA DHITYA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia