Jawa Pos

Beda dengan Asma

-

CHRONIC obstructiv­e pulmonary disease (COPD) jarang disadari pasien. Hal itu disebabkan lamanya penurunan fungsi saluran pernapasan sejak kali pertama terpapar hingga muncul gejala.

’’ Pada awal menderita COPD memang tidak begitu dirasakan. Tapi, tubuh akan menyesuaik­an diri. Yang biasanya kuat lari 100 meter, setelah terkena COPD, hanya mampu lari 50 meter. Jika sebelumnya biasa naik tangga empat lantai, sekarang hanya dua lantai,’’ ujar Pulmonolog­ist Siloam Hospitals Asri Prof dr Hadiarto Mangunnego­ro SPpP(K).

Karena gejalanya tidak terlalu tampak, penderita COPD umumnya tidak menyadari. Kondisi tersebut terus berlanjut tanpa ada pengobatan apa pun sehingga fungsi paru-paru semakin menurun. Makanya, penanganan yang cepat sangat menentukan kesembuhan penyakit itu. ’’Pengobatan penyakit COPD sangat bergantung pada kapan pasien datang ke dokter,’’ tegasnya.

Dia mengungkap­kan, untuk mengetahui apakah sesak napas yang diderita termasuk COPD atau bukan, diperlukan tes spirometri. Yakni, tes yang bertujuan mengetahui fungsi paru-paru pasien. ’’Pasien diminta mengembusk­an napas sekuat tenaga dengan menggunaka­n alat yang dapat menghitung berapa banyak udara yang dikeluarka­n dalam satu detik,’’ paparnya.

Meski gejala COPD hampir sama dengan penyakit asma, dua penyakit tersebut berbeda. Asma pada segala usia terutama pada anak-anak, gejala sesak hilang timbul. Pada COPD sesak lebih konsisten. Cara membedakan­nya, pasisen diberi obat asma, lantas fungsi paru-parunya diukur kembali. Jika fungsi paruparuny­a naik di atas 15-20 persen, lebih cenderung ke asma. Namun, jika pemberian obat tidak membuat fungsi paru-paru meningkat, itu merupakan COPD. ’’Jadi, dilakukan dua kali spirometri, sebelum dan setelah pemberian obat,’’ ungkapnya.

Pada umumnya, jika kondisi itu penyakit asma, saluran pernapasan dengan mudah melebar lagi setelah diberi obat. Pada COPD, penyempita­n saluran pernafasan hanya sedikit dipengaruh­i pemberian obat. ’’Kalau COPD sifatnya non-reversible (tidak bisa kembali melebar),’’ jelas Prof Hadi. (swn/c15/wir)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia