Jawa Pos

Kini Tak Eksklusif untuk Polisi

-

PS Polda Jatim telah lama mengiringi perjalanan Persebaya Surabaya. Manajemen klub yang sebelumnya bernama PO Polisi Surabaya itu terus berbenah demi memberikan sumbangsih untuk klub kebanggaan warga Surabaya tersebut.

PENGURUS PS Polda Jatim tidak ada yang ingat pasti kapan PS Polda Jatim mulai berdiri. Mereka memperkira­kan pada 1960-an. Menurut Sekretaris PS Polda Jatim Rawi, ketika kompetisi internal Persebaya muncul, PS Polda Jatim juga berdiri.

Salah satu perkiraan lain adalah kemunculan Sinyo Hartono. Pria yang menjadi pemain Persebaya pada era 1960-an itu merupakan anggota polisi –meskipun akhirnya memilih keluar. ’’Kira-kira pada tahun segitu PS Polda Jatim mulai berdiri. Tetapi, dulu namanya POP Surabaya,’’ kata Rawi.

Awalnya, klub sepak bola ini didirikan untuk mewadahi para anggota Polri yang hobi bermain sepak bola. Tetapi, setelah melihat permainan para anggota, pengurus ingin serius melakukan pembinaan sepak bola. Terlebih, didirikann­ya kompetisi Persebaya merupakan wadah bagi pemai mudah untuk menempa diri.

Masa kelam sempat hinggap kepada klub ini pada akhir 1990-an. Mereka terjeremba­p di posisi dasar klasemen akhir Kelas 2. Karena itu, sejak 2000, para pengurus berniat mengganti nama klub.

Nama POP Surabaya terkesan tertutup hanya untuk anggota polisi. Karena selama ini pengurus merupakan pejabat di Polda Jatim, diputuskan nama PS Polda Jatim untuk merepresen­tasikan instansi tersebut.

’’Selama ini ada juga pemain kami anggota dari luar Surabaya. Ini bisa memberikan peluang kepada mereka, baik yang baru maupun lama, untuk bisa mengembang­kan bakat sepak bola,’’ ujar pria 56 tahun itu.

Nama baru ini pun membawa berkah. Mereka sukses menjuarai Kelas 2 pada 2002 dan berhak promosi ke Kelas 1. Hanya setahun di kelas ini, PS Polda menjadi runner-up dan naik ke Kelas Utama pada 2004. Sejak itu mereka bercokol di kasta teratas.

Salah satu kendala tim adalah status pemainnya sebagai anggota polisi. Sebab,merekajuga­harusmenja­lankan tugas wajib. Perintah dari kesatuan sering datang secara tiba-tiba.

’’Makanya, jarang sekali ada pemain dari klub kami yang bisa menembus skuad senior Persebaya. Kadang, kalau kami memang ada pertanding­an mendesak, pengurus yang harus meminta izin kepada kesatuanny­a,’’ imbuh pria berpangkat inspektur polisi dua (ipda) itu.

Karena itu, mereka membuka kesempatan kepada masyarakat umum untuk bisa menjadi pemain di klub ini. Maka, tak heran, terdapat banyak pula pemain nonpolisi yang berseragam PS Polda. ’’Sekarang kami punya total 30 pemain. Sebuah kebetulan, itu terbagi rata. Sebanyak 15 pemain anggota polisi dan 15 lainnya adalah nonpolisi,’’ ungkap pria yang menjabat Panit Lantas I Polsek Buduran itu. (dit/c4/tom)

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ?? kan
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS kan

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia