Ubah Jam dan Terapkan Games Ringan
Tim pelatih Liga 2 grup 5 harus pandai-pandai menyusun program latihan selama Ramadan. Berbagai terobosan pun dilakukan tim-tim yang menjadi rival Persebaya Surabaya itu. Apa saja?
”KAMI tetap latihan meski sedang puasa,” kata striker Madiun Putra FC Nanang Wahyudi. Hanya, lanjut dia, intensitas latihan sedikit berkurang. Jam latihan pun harus berubah menjadi sore, bahkan malam hari.
”Jam latihan kami ubah karena kami ingin pemain tetap menjalankan ibadah puasa,” ujar Sartono Anwar, pelatih Madiun Putra.
Selama bulan puasa, lanjut Sartono, Asmar Abu dkk hanya akan berfokus pada dua hal. Yakni menjaga kebugaran dan teknis bermain di lapangan. ”Sekaligus menjaga mood para pemain,” imbuh Manajer Madiun Putra Widodo.
Persinga Ngawi juga harus mengubah program latihan. Hal itu disampaikan pelatih Persinga M. Hasan. Selama Ramadan, jam latihan dipangkas 30 menit. Jadi, jika biasanya dimulai pukul 15.30, kini latihan mundur pukul 16.00. ”Fisik tetap kami tingkatkan, tapi secara bertahap,” katanya.
Hasan vmenambahkan, fisik memang ditempatkan di posisi kedua selama puasa. ”Sebab, kalau masalah fisik pasti berkurang selama puasa. Kami utamakan feeling ball- nya yang penting jangan hilang,” tambahnya.
Lain lagi kiat yang dilakukan Martapura FC. Pelatih Frans Sinatra Huwae memberikan porsi latihan yang lebih ringan dan menyenangkan. Frans menyelingi latihan dengan games. ”Dengan kata lain, latihan tidak diforsir sebagaimana yang kami lakukan di luar Ramadan,” ujarnya. ”Khusus bulan Ramadan ini, tidak banyak latihan teknik dan fisik yang kami lakukan. Lebih banyak games saja,” imbuh Frans.
Terobosan tersebut disambut positif penggawa Martapura. ”Capek sudah pasti, tapi suasananya santai dan menyenangkan. Tak terasa setelah latihan tiba-tiba sudah azan Magrib dan buka puasa,” ungkap M. Aidil Bogel, striker Martapura.
Porsi latihan ringan juga diterapkan PSBI Blitar. Tapi, karena masih libur kompetisi, latihan hanya diikuti beberapa pemain. ”Ini hanya untuk menjaga kebugaran fisik pemain,” kata Asisten Manajer PSBI Hardiman
Sebaliknya, Persepam Madura Utama terus menggenjot program latihan selama Ramadan. Pemain baru diliburkan pada H-4 sebelum Lebaran. ”Seluruh pemain sudah berlatih. Tapi hanya bisa berlatih di sore hari dengan pola latihan yang lebih ringan. Kami harus tetap menjaga kondisi tubuh pemain,” tu- tur Nady Mulyadi, asisten manajer Persepam MU.
Menurut Nady, intensitas latihan dikurangi karena seluruh pemain tanpa terkecuali menjalani puasa. Pola makan serta konsumsi makanan pun turut diperhatikan. ”Kami bersama pelatih fisik dan ahli gizi sudah menyesuaikan dan menyusun skema latihan serta makanan yang tepat bagi pemain selama berpuasa,” tambahnya.
Meski intensitas latihan berkurang, manajemen berharap pelatih fisik bisa meningkatkan kemampuan fisik pemain. ” Ini pinter-pinternya pelatih fisik dan pelatih kepala, bagaimana tetap menjaga kondisi fisik pemain dengan intensitas latihan yang berkurang di saat berpuasa,” tambah Nady.
PSIM Jogjakarta yang baru saja meliburkan pemainnya mulai menggenjot program latihan dalam tiga hari terakhir. Transisi menjadi perhatian pelatih PSIM Erwan Hendarwanto. Pada hari pertama para pemain menjalani latihan ringan di lapangan futsal yang bersebelahan dengan Wisma PSIM.
Menu latihan yang diberikan terbilang cukup ringan. Misalnya passing pendek antar-dua pemain, kucing-kucingan, dan lari mengelilingi lapangan. ”Di awal saya ingin mengetahui kondisi para pemain. Ternyata sejauh ini kondisi fisik mereka tidak masalah meski puasa,” kata Erwan.
Lalu, dua hari berikutnya, para pemain mulai menjalani latihan di lapangan Potorono, Bantul. Selama dua hari itu pemain mendapatkan porsi latihan lebih berat. ”Kami menekankan transisi saat kalah jumlah atau menang jumlah. Baik saat bertahan maupun melakukan penyerangan,” jelas Erwan. Selama puasa, jelas dia, porsi yang diberikan kepada anak asuhnya akan disesuaikan dengan kondisi fisik. ”Latihan fisik tetap akan diberikan,” katanya.
Sementara itu, fokus latihan Persatu Tuban selama Ramadan adalah persiapan melawan Persebaya Surabaya pada 6 Juli mendatang. Laga di Gelora Bung Tomo, Surabaya, itu mungkin digelar malam hari. Karena itu, Persatu juga mulai beradaptasi dengan latihan pada sore dan malam. ”Latihan full, tidak ada liburnya,” kata asisten pelatih Suparji Karjan.
Hanya, porsi latihan sedikit berkurang dibanding bulan sebelumnya. ”Untuk latihan malam menyesuaikan kondisi. Ketika butuh tambahan latihan, ya kami gelar malam hari,” terangnya. (JPG/c9/bas)