Remy Sylado dan DTRS Berlatih dengan Penari
SURABAYA – Empat hari lagi, teater musikal Sam Po Kong digelar di Ciputra Hall-Performing Arts Center. Adalah Remy Sylado –penulis, musisi, wartawan, dan seniman teater– yang menjadi sutradara dan penulis naskah pementasannya.
Kesiapan pementasan pun sudah matang. Kemarin (5/6) Remy bersama para pemain Dapur Teater Remy Sylado (DTRS) sudah berada di Surabaya
Mereka mengunjungi venue di Ciputra Hall-Performing Arts Center. Sorenya, mereka melatih 20 penari yang akan turut ambil bagian dalam pementasan. Para penari itu merupakan insan muda dari berbagai sekolah dan gereja di Surabaya.
Sesuai dengan benang merah yang diangkat, yakni keberagaman dan kebangsaan, para pemain juga memiliki latar belakang yang berbeda. Mulai seniman, doktor, mahasiswa, juru sunat, hingga profesor. Sementara itu, penari merupakan gabungan dari siswa SMPN 1 Surabaya, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, SMAK Petra 1, pemuda Gereja Mawar Sharon, dan lain-lain.
Senyum menghiasi wajah para penari ketika mengayunkan tangan yang membawa lampion merah khas Tiongkok. Mereka menggerakkan kaki rancak dan seirama dengan suara kecapi yang terdengar dari musik pengiring. Para rombongan penari Tiongkok yang diperankan sebagian siswa SMA dan SMP itu berlatih di Ruang Semanggi, Graha Pena.
Di sisi lain, beberapa penari Jawa berderet rapi. Mereka mengambil posisi mendak. Para penari perempuan berusaha mengompakkan gerakan saat mengibaskan selendang yang dikalungkan di leher. Yang laki-laki melakukan gerakan lebih garang.
Tak sembarangan, para penari merupakan anak muda berbakat dari hasil seleksi tim Jawa Pos. Mereka datang dari berbagai aliran, mulai modern dance hingga tradisional. Misalnya, Christopher Vincent Leonard yang memiliki basic breakdance dan hiphop dancer.
Remaja 17 tahun tersebut pernah menjuarai berbagai lomba tingkat regional. Salah satunya menjadi juara II pada Artfest 2016. ”Ikut dalam pementasan ini jadi tantangan bagi saya. Dulu saya pernah menari kontemporer, tapi belum pernah menari tradisional. Semoga bisa tampil maksimal,” tuturnya, lalu tersenyum.
Penari lain, William Antoni Wongso, merupakan remaja dengan bakat ganda. Yakni, bela diri dan menari. Siswa SMAK Petra 2 itu setidaknya memiliki lebih dari tiga kelompok dance. Bersama kawan-kawannya, William menorehkan warna di jagat tari Surabaya. Prestasi yang pernah diraih, antara lain, juara I kompetisi dance yang diselenggarakan Yayasan PPPK Petra pada 2015 dan juara I Santa Maria Cup. ”Secara teknik tentu lebih suka bela diri. Namun, menari lebih menguras tenaga. Itu tantangannya,” katanya.
Tarian tersebut adalah bagian kecil dari unsur keindahan teater Sam Po Kong. Koreografi diajarkan langsung oleh pemain inti Dapur Teater Remy Sylado, yakni Tanty Saragih dan Catherin Lee. Mereka merupakan pemain teater kawakan dengan segudang pengalaman.
Teater Sam Po Kong pernah dimainkan di tiga kota pada 2004. Lalu, pada 2008 dipentaskan di dua kota. Kali ini penampilan itu spesial dipentaskan di Surabaya. Tanty dan Catherin, pelatih tari, juga akan berperan sebagai permaisuri saat pementasan.
”Pementasan kali ini berbeda. Ada revisi yang tentunya akan menjadi kejutan,” ujar Remy Sylado yang ditemui saat latihan. Sejarawan, wartawan, sekaligus pakar budaya Tiongkok tersebut membocorkan sedikit kisah yang ditambahkan. Yakni, seputar permaisuri dan putri-putrinya.
Dikisahkan, rombongan Cheng Ho masuk ke tanah air pada 1405. Laksamana Armada Laut Tiongkok Cheng Ho memasuki Majapahit dan bertemu dengan Raja Majapahit Wikramawardhana. Tidak sekadar melakukan misi diplomatik, Cheng Ho juga mengajarkan tentang perlunya menghargai perbedaan, termasuk menyebarkan Islam di Indonesia. Dari situ pula, terjadi akulturasi budaya dan agama.
Berbagai pesan moral akan dilantangkan di dalam dialog. Namun, penonton tidak akan dibuat bosan karena ada pula sentilan menggelitik maupun cerita mendayudayu yang mengaduk emosi.
Saksikan pertunjukan teater Sam Po Kong pada Sabtu, 10 Juni. Tiket untuk pelajar Rp 75 ribu dan umum Rp 100 ribu. Tiket tersebut bisa dibeli di Graha Pena lantai 4 (redaksi Jawa Pos) atau melalui official ticket box, yakni di Masjid Muhammad Cheng Ho, Sekolah Ciputra, On Market Go+ Tunjungan Plaza, Coffee Toffee, dan aplikasi Go-Tix (Go-Jek). Info lebih lanjut bisa menghubungi Firdaus (08563246225/SMS & WhatsApp). (esa/c7/jan)