Obat Terlarang Semakin Sulit Dikenali
Ada yang berbeda dalam rangkaian acara Pondok Ramadan di SDN Airlangga 1 kemarin (5/6). Selain kegiatan keagamaan, ada sesi belajar tentang bahaya narkoba untuk siswa kelas V dan VI. Semua siswa siap mendapatkan bekal ilmu dari Badan Narkotika Nasional (B
SEJAK pukul 09.00, siswa-siswi yang mengenakan baju muslim duduk lesehan untuk mengikuti penyuluhan. Mereka antusias. Tidak sedikit yang mencatat.
Rahmatika Ramadhan, penyuluh dari bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat BNN, terlebih dahulu menyapa para siswa. Pancingan pertanyaan tentang narkoba memantik semangat anak-anak. Mereka berebut menjawab saat ditanya tentang obat-obatan berbahaya itu. ”Sudah dengar tentang narkoba?” tanyanya. Anak-anak langsung kompak menjawab, ”Sudaaaaaah.”
Meski demikian, sekadar tahu tidak bisa menghindarkan anak-anak dari bahaya narkoba. Tika lantas menjelaskan bahwa saat ini narkoba semakin sulit dikenali. Apalagi, para pengedar kian lihai menyisipkannya dalam bentuk makanan. Salah satunya, dalam bentuk jajanan anak.
Dengan pembukaan itu, anak-anak kian penasaran. Memang, pengetahuan tersebut merupakan hal baru bagi 225 peserta cilik. Narkoba, lanjut Tika, kini berubah dalam beragam bentuk yang tidak terduga. Meski demikian, narkoba tetap bisa dihindari. Karena itu, upaya pembekalan diri harus diketahui sejak dini. Termasuk bagi anak-anak SD yang sering menjadi sasaran empuk peredaran narkoba dalam bentuk jajanan.
Beragam contoh jajanan yang terindikasi mengandung narkoba ditampilkan dalam penyuluhan itu. Misalnya, permen-permen dengan bentuk aneh yang rupanya mengandung narkoba. ”Hindari yang mencolok atau bentuknya aneh,” ujarnya.
Memang, bagi anak-anak, bentuk-bentuk yang tak biasa justru menarik perhatian. Hal itu dimanfaatkan para pengedar narkoba untuk memasarkan dagangannya.
Tika juga mengimbau siswa untuk berhati-hati dalam memilih pergaulan. Faktor lingkungan, menurut dia, menjadi faktor terjerumusnya anak-anak ke lembah konsumsi narkoba. ”Jangan sering bermain ke warnet atau warkop tanpa pantauan orang tua,” tambahnya.
Selain itu, anak-anak harus berhati-hati dalam mencari informasi. ”Kalau perlu dan ingin tahu, tanyakan info narkoba ke guru dan orang tua,” imbuhnya.
Meskipun materi masih terbilang baru, orang tua Bernika Julia Marsela sudah melakukan upaya antisipasi. ” Nggak jajan sembarangan kok selama ini, dibawain bekal,” ujar siswi kelas V itu. Pengetahuan tentang cara mengenali jajanan yang mengandung narkoba, bagi dia, adalah hal yang baru dipelajarinya. Dia akan lebih berhati-hati saat akan jajan.
Kepala SDN Airlangga 1 Agnes Warsiati mengatakan, pembekalan tentang narkoba sangatlah penting. Apalagi, peredaran narkoba merambah anak-anak. ”Jadi, anak-anak memang ingin kami bekali cara membedakan jajanan yang berbahaya dan yang aman,” katanya. (kik/c7/nda)