Rapat Pansus Alot, Minta Bantuan Presiden
JAKARTA – Rapat pengambilan keputusan Pansus RUU Pemilu berjalan alot. Meski berlangsung sampai malam, belum ada satu pun di antara lima isu krusial yang disepakati. Muncul usul agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan semua ketua partai di parlemen untuk membicarakan persoalan tersebut.
Kemarin (8/6) rapat antara pansus dan pemerintah dimulai sekitar pukul 11.00. Yang pertama dibahas adalah masalah saksi. Mereka memutuskan bahwa saksi partai dilatih Bawaslu. Pengawas dari Bawaslu juga ditempatkan di setiap TPS. Ketua Pansus RUU Pemilu Lukman Edy pun mengetok palu.
Materi yang dibahas selanjutnya adalah sistem pemilu DPR. Ada tiga opsi yang menjadi pilihan dalam poin itu, yakni proporsional terbuka, proporsional tertutup, dan terbuka terbatas. Namun, hingga sore rapat tidak menghasilkan keputusan.
Viva Yoga Mauladi, anggota Fraksi PAN, menyatakan bahwa sebenarnya semua fraksi sudah punya pegangan. Sikap setiap fraksi akan tetap sama walaupun diputar seratus kali. Jika dilakukan lobi-lobi, harus ada batas waktu kapan lima isu krusial tersebut diputuskan. Rapat akhirnya diskors dan dimulai lagi pukul 20.00.
Setali tiga uang dengan sebelumnya, rapat tidak menghasilkan keputusan. Wakil Ketua Pansus RUU Pemilu Benny menyatakan bahwa sistem terbuka terbatas merupakan usul presiden. Dia berharap orang nomor satu di pemerintahan itu bisa mengumpulkan semua ketua partai untuk membahas masalah tersebut. ”Sebelum dibahas lagi pada Selasa nanti,” tutur dia.
Sekitar pukul 22.30, sebagian anggota pansus malah pulang. Rapat akhirnya tidak dilanjutkan. Anggota Fraksi PAN Yandri Susanto mengatakan bahwa rapat akan dilanjutkan Selasa depan. (lum/c9/fat)