Diplomasi Jerapah ala Cheng Ho
SEJAK muda, Cheng Ho memang dikenal sebagai seorang diplomat cerdik. Hal itu terlihat ketika Kaisar Zhu Di pusing tujuh keliling untuk mendapat dukungan Kaum Mandarin dalam membangun Kota Terlarang. Cheng Ho tampil menyelesaikan masalah yang sempat buntu tersebut dengan ide sederhana tapi kreatif.
Sekadar diketahui, saat itu ada sekelompok elite masyarakat Tiongkok yang dinamakan Kaum Mandarin. Yakni, sekelompok kecil orang tapi memegang kunci perekonomian. Misalnya, pedagang besar, para banker kuno, hingga para ekonom seperti Xia Yuanzi, menteri keuangan saat itu.
Mereka penganut fanatik paham Konfusianisme yang menghendaki keteraturan dan kohesi sosial. Dalam politik, mereka berseberangan dengan kaum kasim yang dianggapnya bukan kaum berpendidikan. Meski secara ideologi lebih dekat ke kelompok kasim (seperti Cheng Ho), Kaisar Zhu Di membutuhkan sokongan Kaum Mandarin untuk menyelesaikan proyek ambisiusnya.
Sebagai tangan kanan Zhu Di, Cheng Ho paham kegalauan bosnya. Untuk itulah, pada 16 November 1416 Cheng Ho mempersembahkan jerapah yang dibawanya dari Afrika Timur. ’’Hewan ini hampir menyerupai hewan mitos bangsa Tiongkok klasik, qilin,’’ kata Yang Liyun, pakar Cheng Ho dari Taman Nasional Cheng Ho Kunyang.
Bukan hanya Tiongkok, qilin juga merupakan hewan mitologi dalam banyak bangsa. Salah satunya Yunani Kuno. Dikatakan, ia memiliki badan rusa, berekor sapi, berkepala serigala, berpunggung kuda, dan bertanduk seperti sembrani.
Dalam legenda Tiongkok, qilin muncul di belakang perempuan muda bernama Yen Tschen-tsai pada abad ke-6 SM. Dia menjatuhkan permata dan sebuah pesan berbunyi: ’’Perempuan ini akan melahirkan seorang raja tanpa istana’’. Perempuan itu kelak melahirkan filsuf paling terkenal di Tiongkok, Konfusius. Panutan Kaum Mandarin.
Zhu Di kemudian menata sedemikian rupa prosesi penyerahan jerapah itu. Dia memanggil dewan kota, yang berisi Kaum Mandarin, untuk melihat bukti restu langit terhadap kekuasaan Zhu Di berikut pemindahan ibu kota ke Beijing.
Kaum Mandarin langsung tunduk. Mereka menganggapnya hewan surga yang membawa pesan langit. Kaisar Zhu Di pun langsung mendapat dukungan penuh dari Kaum Mandarin untuk melanjutkan pembangunan Kota Terlarang. ’’Sejak kehadiran jerapah itu, tidak ada satu pun yang berani mempertanyakan proyek tersebut,’’ kata Yang. (*/c5/nw)