Jawa Pos

Model tanpa Gigi dan Rambut

-

WASHINGTON – Model tak lagi berarti perempuan tinggi dan kurus dengan lekuk tubuh yang hampir sempurna. Belakangan, mereka yang berusia lanjut, cacat fisik, menderita down syndrome, dan berukuran plus mulai digunakan di catwalk. Bahkan, ada yang mengalami kelainan genetik seperti Melanie Gaydos.

Perempuan 28 tahun itu menderita ectodermal dysplasia. Yakni, penyakit yang membuat kelenjar keringat, kulit, rambut, kuku, gigi, serta tulang rawan terhalang pertumbuha­nnya. Dalam kasus Gaydos, dia tidak memiliki gigi. Kondisinya kian parah karena menderita alopesia alias kebotakan yang mengakibat­kan rambutnya mengalami kerontokan akut. Gaydos juga mengalami kebutaan sebagian setelah pertumbuha­n bulu matanya menggores bola mata.

Dengan segala keterbatas­an dan perundunga­n dari kawan-kawannya, Gaydos tetap percaya diri. Dia menolak memakai rambut serta gigi palsu dan tampil apa adanya. ”Saya lebih nyaman dengan diri saya apa adanya,” ujar Gaydos.

Alumnus jurusan seni di Pratt Institute, New York, tersebut mengaku benci difoto. Namun, semua berubah ketika dia didorong kekasihnya untuk menjadi model. Saat itu dia duduk di bangku kuliah dan ada iklan online yang mencari orang-orang unik sebagai model foto fashion. Gaydos mendaftark­an diri dan akhirnya keterusan hingga sekarang. Gaydos tampil di panggung

catwalk fashion week pertamanya saat membawakan baju-baju koleksi musim gugur dan musim dingin milik Nina Athanasiou pada 2015. Perempuan kelahiran Connecticu­t tersebut tidak hanya menjadi model untuk fashion, tetapi juga model klip video untuk band asal Jerman Rammstein di lagu mereka yang berjudul Mein Herz Brennt. Dia juga bermain di beberapa film pendek. Salah satunya adalah Saint Frankenste­in. (TheIndepen­dent/ Huffington­Post/sha/c18/any)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia