Jawa Pos

Dioperasik­an Pilot Berpengala­man

-

Keluarga Yuzana termasuk di antara 122 kru dan penumpang pesawat militer Myanmar yang hilang kontak pada Rabu malam (7/6) dan akhirnya dipastikan terjatuh di Laut Andaman. Pesawat Shaanxi Y-8-200F tersebut berangkat dari Myeik dengan tujuan Yangon.

Dari 29 jenazah yang telah ditemukan hingga tadi malam, 20 orang merupakan perempuan dewasa dan 1 lak-laki. Sedangkan 8 korban meninggal lain adalah anak-anak. Sebagian besar ditemukan di perairan dekat Launglon oleh kapal Angkatan Laut Myanmar maupun penduduk sipil yang ikut melakukan pencarian.

Seluruh korban yang sudah ditemukan dibawa ke Kota Sanlan. ”Banyak jenazah yang telah terpotong menjadi beberapa bagian dan dari seluruh korban yang berhasil dievakuasi, tidak ada yang memakai pelampung,” ujar Hla Thein, salah seorang anggota tim evakuasi.

Pakar oseanograf­i pesisir dari University of Western Australia Charitha Pattiaratc­hi mengungkap­kan bahwa peluang para pe- numpang pesawat buatan Tiongkok itu untuk bisa bertahan lebih dari 24 jam sangat tipis. Karena itu, kemungkina­n besar ada korban yang masih ditemukan selamat sangat kecil.

Proses pencarian masih terus dilakukan. Pemerintah Myanmar menerjunka­n 9 kapal Angkatan Laut, 5 pesawat militer, dan 2 helikopter untuk terus mencari korban.

Beberapa perahu milik warga sipil juga dilibatkan. Hari ini fokus tim evakuasi mungkin akan berganti. Bukan lagi evakuasi untuk mencari korban selamat. Melain kan pada pen carian jenazah dan sisa-sisa potongan pesawat untuk me nyelidiki penyebab kecelakaan.

Sejauh ini, telah ditemukan dua pelampung, beberapa tas berisi baju, dan roda pesawat. Tumpahan minyak juga teridentif­ikasi di 16 mil laut dari Dawei.

Sampai berita ini diturunkan, belum diketahui dengan pasti penyebab kecelakaan. Sebab, saat kejadian, cuaca dan jarak pandang normal. Pesawat juga tidak membuat panggilan darurat sebelum jatuh. Berdasar serpihan yang ditemukan, pesawat tampaknya meledak di udara.

Pesawat militer Myanmar itu bia- sanya memang terbang ke beberapa kota pesisir setiap pekan dengan membawa anggota militer dan keluarga. Kemarin keluarga para korban berkumpul di pangkalan militer di Myeik. Mereka rata-rata membawa foto keluarga yang berada di pesawat nahas tersebut.

Pesawat Y- 8- 200F buatan Tiongkok itu hilang kontak setelah terbang selama 29 menit pada Rabu dari Bandara Myeik. Ada 122 penumpang di pesawat nahas tersebut. Pesawat yang dijuluki unta udara itu juga membawa barang seberat 2,4 ton.

Pihak militer mengungkap­kan bahwa pesawat itu dioperasik­an pilot berpengala­man bernama Letkol Nyein Chan. Si pilot sudah memiliki 3.162 jam terbang. Di pesawat juga ada 2 kopilot dan 1 teknisi.

Berdasar daftar korban diketahui, tidak ada petinggi militer di pesawat tersebut. Tak disebutkan pangkat ayah Yuzana. Tak penting lagi itu sekarang.

Yang terus terkenang oleh sang putri adalah pesan terakhir yang dikirim sebelum terbang. ”Ayah bilang membelikan saya telepon genggam. Dan, ibu membawakan saya tas untuk sekolah,” katanya. (Reuters/AFP/sha/c10/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia