JAD Terkait dengan Teroris Filipina
Densus Tangkap Lagi 8 Terduga
JAKARTA – Densus 88 Antiteror Polri kembali menangkap delapan terduga teroris terkait bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, 25 Mei lalu. Dari delapan orang tersebut, tiga orang ditangkap di Medan. Mereka berinisial R, 37; J, 41; dan A, 46. Empat orang ditangkap di Serang, Banten, dengan inisial S, 45; K, 42; A, 35; serta EM, 52. Satu orang lagi berinisial SU, ditangkap di Cilegon.
Kabidpenum Divisi Humas Polri Kombespol Martinus Sitompul memastikan bahwa delapan orang yang ditangkap itu berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Hingga saat ini Polri masih menyelidiki keterlibatan dan peran orang-orang tersebut dalam aksi-aksi teror. Anggota kelompok JAD tercatat beberapa kali terlibat aksi terorisme. Di antaranya di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, serta di halaman Mapolresta Solo tahun lalu. ”Terakhir di Kampung Melayu,” kata Martinus kemarin (8/6).
Penangkapan seluruh jaringan JAD, jelas Martinus, adalah bagian dari upaya pencegahan yang dilakukan Polri agar anggota kelompok itu tidak bisa lagi mengulangi aksi-aksi. ”Biasanya mereka memang menyerang pihak kepolisian,” ujarnya.
Selain itu, Polri kini semakin mewaspadai merembetnya konflik di Marawi, Filipina. Sebagaimana diberitakan, salah satu dari kelompok Maute yang melawan pemerintah Filipina berasal dari Indonesia. Tidak tertutup kemungkinan, ada hubungan kuat antara kelompok teroris di Indonesia dan pemberontak di Filipina itu.
Dari penangkapan tersangka RS di Jogjakarta beberapa waktu lalu, terungkap yang bersangkutan telah dua kali mengirimkan bantuan uang USD 7.500. ”RS mengirimkan uang dua kali, juga beberapa fasilitas lain,” sebut Martinus.
Polri juga terus mengembangkan kerja sama dengan otoritas Filipina untuk mengungkap siapa saja orang-orang Indonesia yang memiliki hubungan dengan teroris di Marawi. Penindakan dan penangkapan akan dilakukan terhadap mereka yang dikategorikan punya hubungan dengan kelompok Maute. ”Indonesia dan Filipina butuh bertukar informasi,” tutur Martinus.
JAD sendiri memiliki beberapa rayon dalam operasinya. Misalnya rayon Bandung Raya, rayon Jawa Tengah, rayon Sulawesi yang berpusat di Poso, dan beberapa rayon di Sumatera Utara serta Jambi. ”Sampai sekarang sudah 22 orang yang ditangkap. Ini untuk mencegah adanya aksiaksi teror lain pada masyarakat,” imbuhnya. (tau/c9/oki)