Jawa Pos

INI ERANYA DON SAMPA

-

MELBOURNE – Runner-up Piala Dunia 2014 dengan disusul finis serupa di Copa America 2015 dan 2016 membuat Argentina seperti dilanda frustrasi yang berkepanja­ngan. Puncaknya, saat ini La Albicelest­e –julukan Argentina– terseok-seok di peringkat kelima klasemen sementara zona Conmebol dalam kualifikas­i Piala Dunia 2018.

Keputusan penting pun telah diambil Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) pertengaha­n Mei lalu. Yakni, membajak pelatih Jorge Sampaoli dari Sevilla. Harapannya, sepak bola ofensif, pressing tinggi, dan dinamis yang telah diimplemen­tasikan Sampaoli bersama Cile maupun Sevilla menular ke Albicelest­e.

Tapi, misi pelatih berjuluk Don Sampa itu untuk mengembali­kan nama besar Argentina tidak akan mudah. Pelatih berusia 57 tahun tersebut bakal melakoni debut dengan menghadapi rival klasik, Brasil, di Melbourne Cricket Ground (MSG) petang nanti (9/6).

Seperti dilansir dari ESPN kemarin, Sampaoli bakal membangun skuad yang kuat di sekeliling kapten sekaligus superstar Argentina, Lionel Messi. Tujuannya jelas. Yakni memberikan rasa nyaman seperti yang dirasakan Messi saat membela klubnya, Barcelona.

Pernyataan itu memang terdengar klise atau mirip dengan yang disampaika­n para pelatih sebelum Sampaoli. Tapi, pelatih yang juga punya julukan lain Mini-Me itu sepertinya punya pendekatan yang berbeda. Ingat, Sampaoli berasal dari Casilda, kota yang berjarak hanya 48 kilometer dari Rosario, kota kelahiran Messi. Karakter Ro

sarian sepertinya melekat pada Sampaoli yang diketahui sebagai murid pelatih top asal Rosario, Marcelo Bielsa.

”Saya percaya bahwa Messi bisa bermain secara kolektif seperti yang ditunjukka­n di Barcelona. Itulah tipe sinergi yang ingin kami bangun di dalam tubuh Argentina,” tutur Sampaoli.

Pelatih yang memberikan gelar Copa America 2015 buat Cile tersebut melihat, ada gap kualitas antara Messi dan rekan-rekannya di Argentina. Hal itulah yang kemudian membuat La Pulga –julukan Messi– seperti terisolasi. Tapi, itu juga tidak berarti Sampaoli mengagungk­an Messidepen­dencia.

Dengan skema 3-4-3 yang ditengarai menjadi pilihan Sampaoli, trisula lini depan Argentina tidak hanya bertumpu pada kreasi Messi. Masih ada duo Juventus, Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala. Khususnya kombinasi antara Messi dan Dybala yang jarang terjadi atau kali terakhir dilakukan saat menang 1-0 atas Uruguay pada 2 September tahun lalu.

”Messi dan Dybala adalah para pemain berkualita­s yang sebenarnya serasi. Pertanding­an uji coba seperti ini akan memberikan kesempatan bagi kami untuk mengecek keserasian keduanya dan apakah mereka bisa bekerja sama,” beber Sampaoli.

Di sisi lain, Sampaoli mendapat keuntungan dengan absennya Neymar di skuad Brasil dalam pertanding­an petang nanti. Selain Neymar, bintang Brasil yang absen karena dispensasi liburan musim panas adalah Marcelo, Casemiro, Dani Alves, dan Marquinhos. ”Neymar selalu menjadi pemain penting di mana pun dia bermain. Brasil akan merasakan kehilangan yang besar atas absennya Neymar,” yakinnya.

Pada pertemuan terakhir kedua tim di ajang kualifikas­i Piala Dunia 2018 (11/11/2016), Brasil berhasil menang telak tiga gol tanpa balas. Dalam lima per temuan terakhir dengan Brasil, Argentina juga selalu gagal menang. ( dra/c11/dns)

 ?? NATASHA PISARENKO/AP ??
NATASHA PISARENKO/AP

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia