Kursi Pelatih Persipura Kosong
Kalah Beruntun, Liestiadi Mundur
SURABAYA – Persipura Jayapura mencari pelatih baru. Itu harus mereka lakukan seiring dengan mundurnya Liestiadi kemarin. Pelatih asal Medan itu memilih mundur hanya berselang sehari setelah Persipura kalah 0-2 oleh tuan rumah Madura United (7/6) pada pekan kesepuluh Liga 1.
Itu kekalahan kedua beruntun yang dialami skuad Mutiara Hitam –julukan Persipura. Sebelumnya, Boaz Solossa dkk dihajar PSM Makassar dengan skor telak 1-5 di Stadion Andi Mattalatta (3/6). Total, Persipura telah empat kali kalah. Mereka mengemas 16 poin hasil dari lima kali menang dan sekali seri.
Ketua Umum Persipura Benhur Tomi Mano mengungkapkan, setelah timnya kalah oleh Madura United, dirinya menginstruksi manajemen untuk berbicara kepada Liestiadi terkait dengan evaluasi tim secara internal. ’’Dalam perbincangan tersebut, Liestiadi menyatakan mengundurkan diri,’’ katanya.
Lantas, siapa pengganti Liestiadi? Tomi mengatakan, Persipura belum membidik siapa pun untuk menjadi arsitek baru. Namun, ada indikasi mereka bakal memilih pelatih asing. ’’Saya akan minta kepada manajer untuk mencari pelatih baru. Sementara tim ditangani oleh asisten pelatih (Mettu Duaramuri, Red),’’ kata Tomi.
Karir Liestiadi bersama Persipura hanya seumur jagung. Tidak lebih dari dua bulan. Dia bergabung dengan tim juara Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 itu hanya tiga hari sebelum kickoff Liga 1. Tepatnya pada 17 April. Liestiadi masuk menggantikan Angel Alfredo Vera yang membawa Persipura menjadi kampiun ISC A 2016.
Ditemui di Hotel Weta, Surabaya, kemarin, Liestiadi menyadari bahwa performa Persipura sedang jeblok. Dengan raut wajah lemas sambil membawa tas di lobi hotel, dia mendoakan yang terbaik bagi Persipura selanjutnya. Liestiadi berencana pulang ke Medan. ’’Karena manajemen juga dituntut oleh masyarakat Papua, terutama Jayapura, untuk terus mempertahankan tradisi kemenangan Persipura,’’ ujar Liestiadi kepada Jawa Pos.
Kekalahan beruntun yang dialami Persipura, diakui Liestiadi, terjadi karena faktor internal yang tidak bisa dia jelaskan. Selain itu, dua lawan terakhir Persipura juga terbilang tangguh. ’’Untuk rencana ke depan saya masih belum ada. Yang terpenting saya kembali (ke Medan) untuk berkumpul dengan keluarga dahulu,’’ katanya.
Bukan kali ini saja kiprah Liestiadi tidak berumur panjang. Pada 2015, dia menjadi pelatih Persegres hanya tiga bulan. Liestiadi juga hanya sempat sebulan membesut PSM.