Bongkar Kondisi Kejiwaan Indah
Tersangka Masih Muda, tapi Sadis
SURABAYA – Polisi berupaya menguak lebih dalam kejiwaan Sholikah Indah, tersangka pembunuhan Busani di Kupang Indah XVII. Maklum, perbuatan gadis 18 tahun tersebut kelewat sadis. Dia menikam Busani hingga 48 kali tusukan.
Untuk kepentingan itu, kemarin (8/6) polisi melakukan pemeriksaan psikologis kepada tersangka. Pemeriksaan tersebut dilakukan di RS Bhayangkara. Tepat pukul 12.00, Indah diberangkatkan dari polrestabes untuk menjalani pemeriksaan. ”Sekarang kami menunggu hasilnya,” ujar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga
Shinto menjelaskan, pemeriksaan kesehatan tersebut diperlukan. Tidak sekadar untuk mengetahui adanya gangguan yang dimiliki tersangka, tapi juga sebagai bahan pengetahuan polisi. ”Hal tersebut bisa kami gunakan untuk data jika terjadi peristiwa yang sama di masa depan,” imbuh Shinto.
Polisi ingin membuktikan apakah Indah tergolong pembunuh berdarah dingin atau bukan. Dugaan tersebut didukung oleh berbagai ciri. Pertama, usia tersangka saat ini masih sangat muda. Pada umumnya, ketika menginjak remaja, seseorang lebih takut untuk melakukan beberapa hal. Logikanya adalah ketika seorang pria atau perempuan dewasa melakukan pembunuhan, mereka akan takut setengah mati.
Namun, reaksi yang ditunjukkan Indah malah sebaliknya. Meski pada hari pertama menjalani pemeriksaan di kepolisian air matanya terus membasahi pipi, tidak demikian halnya kemarin. Dia terlihat melenggang begitu saja dari gedung satreskrim tanpa raut wajah yang memperlihatkan sedang bersalah. Wajahnya juga biasa saja. Dia seperti tidak sedang mengalami masalah berat. ”Pemeriksaan psikologis itu memang menyangkut ke umur tersangka yang masih belia. Mengapa dia bisa sesadis itu membunuh seseorang,” beber polisi asli Medan tersebut.
Menurut Shinto, hal itu sebenarnya bisa dibuktikan secara ilmiah. ”Soal itu, kami serahkan saja ke pihak dokter yang memeriksa tersangka,” jelas perwira dengan dua melati di pundak itu.
Kasus-kasus remaja sadis tersebut memang kerap diungkap polisi. Salah satunya Aldo dan Clinton yang menghabisi Yayuk, seorang SPG pusat perbelanjaan di Surabaya Selatan. Perlakuannya juga cukup sadis. Tidak hanya mencekik korban, pelaku juga menyakitinya dengan senjata tajam. Sebelumnya ada juga AR, remaja bau kencur yang menghabisi kekasihnya kelewat keji di lahan kosong di kawasan Surabaya Timur.
Tidak hanya itu. Tugas polisi untuk mengawal kasus itu juga masih panjang. Ada beberapa hal yang masih harus diungkap oleh korps seragam cokelat tersebut. ”Memang kami masih mencari beberapa fakta lain yang ditinggalkan tersangka,” tambah Shinto.
Salah satunya mencari kalung milik Busani. Pengakuan tersangka yang telah menjual kalung tersebut tidak membuat polisi puas begitu saja. Mereka masih harus menelusuri ke mana kalung itu dijual. ”Selama ini tersangka belum berterus terang ke mana kalung itu dan hasilnya berapa. Dia terus berbelit-belit,” beber mantan Kasatreskrim Polresta Tangerang itu.
Sugiono, pacar Indah, juga hanya dinyatakan sebagai saksi. Polisi belum bisa membuktikan apakah dia menikmati hasil penjualan kalung tersebut. ”Kemungkinan besar pacarnya memang tidak turut serta dalam kasus itu,” imbuh Shinto.
Selain kalung, polisi mencari benda lain yang masih hilang dari TKP. Yakni, handphone milik Busani dan kunci gembok yang dibuang ketika kejadian. Motif tersangka untuk membunuh memang bukan untuk mengambil barang berharga milik korban. Melainkan melampiaskan dendam.
Majikan Busani sebagai pemberi handphone tersebut tidak merasa keberatan atas kehilangan itu. Namun, polisi tidak merelakan barang bukti terbuang begitu saja. Bisa jadi, masih terdapat fakta lain yang bisa diungkap ketika barang bukti tersebut ditemukan. ”Itu memang masih kami dalami,” tambah Shinto.
Atas perbuatannya, Indah sudah dijatuhi pasal berlapis. Tidak hanya pasal 340 tentang pembunuhan berencana, dia juga dijerat dengan pasal 338 tentang pembunuhan. Tidak hanya itu, polisi juga berniat untuk menyangkakan Indah dengan pasal lain, yakni pasal 363 tentang pencurian.
Hal itu didapat setelah polisi mendapatkan temuan terbaru tentang hilangnya handphone di rumah tempat Indah bekerja. Setelah ditelusuri, handphone tersebut hilang karena diambil oleh Indah. ”Kalau itu nanti kita akan buat laporan tipe A untuk melapis pasalnya,” tegas Shinto.
Handphone tersebut sudah disita oleh polisi. Kejadian tepatnya juga sudah dilacak. Yakni, tiga bulan lalu. Tepatnya, sekitar Maret 2017. ”Kami sudah menyita dua handphone dengan merek Samsung dan BlackBerry. Tinggal diproses saja,” tegas Shinto. (bin/c6/git)