Jawa Pos

Kekuasaan, Uang, dan Korupsi P

-

ENANGKAPAN Ketua Komisi B DPRD Jatim M. Basuki memang membuat publik terhenyak. Apalagi, motivasi kasus korupsinya sederhana. Yakni, meminta uang tunjangan hari raya (THR) kepada tiga pejabat SKPD Jatim.

Kasus itu sebenarnya menguak betapa para pejabat politik di lingkungan elite kerap mencoleng uang rakyat dan membagi-bagikannya. Alih-alih memperjuan­gkan kesejahter­aan rakyat, mereka justru lebih sering menambah kesejahter­aan diri dengan cara yang tak patut.

Selain mental yang bobrok, yang juga perlu dicermati adalah sistem politik kita sendiri. Yang kerap membuat seseorang yang awalnya lurus bisa menjadi belok mengikuti sistem yang buruk. Gaji anggota DPRD Jatim sekarang berkisar Rp 38 juta– Rp 60 juta ( take-home pay, bergantung jabatan dan banyaknya pansus yang diikuti). Memang jumlah yang besar untuk ukuran masyarakat Indonesia. Namun, para wakil rakyat itu boleh dibilang tak bisa memegang uang itu untuk kepentinga­n sendiri.

Yang pertama, uang tersebut dipotong untuk iuran kepada partai. Ada partai yang bahkan menetapkan potongan itu hingga sepertigan­ya.

Belum lagi untuk permohonan pribadi. Misalnya untuk kebutuhan belanja istri, sekolah, uang saku, dan kebutuhan anak. Belum lagi jika diundang kondangan. Tentu saja seorang anggota dewan akan malu jika memberikan uang kondangan hanya Rp 100 ribu–Rp 200 ribu. Setidaknya minimal Rp 500 ribu. Dan, pada bulan baik, bisa sampai 20 undangan pernikahan yang diterima dalam sebulan.

Jika dihitung-hitung, seorang wakil rakyat yang bukan pengusaha pasti buntung. Namun, anehnya, meski para legislator itu sering sambat, jarang kita melihat ada di antara mereka yang sangat miskin. Yang mungkin jika akan makan di luar saja harus utangutang. Mereka malah kelihatan semakin kaya. Logikanya, berarti pemasukan mereka jauh lebih banyak ketimbang pengeluara­n.

Patut dicurigai politisi itu sengaja membuat segala sesuatunya abu-abu. Sehingga bisa menjadi justifikas­i bagi mereka untuk mencari-cari tambahan dengan cara yang tak patut.Seharusnya sudah mulai dipikirkan upaya untuk membuat sebuah sistem yang benar-benar terang benderang. (*)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia