Jawa Pos

Dominasi Jasa Sumbang Stagnasi Ekonomi

-

SURABAYA – Tingginya kontribusi sektor jasa mengakibat­kan kualitas perekonomi­an Indonesia rendah. Terbukti, pertumbuha­n perekonomi­an terus meningkat, tetapi penerimaan pajak negara gagal memenuhi target. Hingga kini, sektor jasa berkontrib­usi hingga 59 persen terhadap perekonomi­an nasional. Angka itu mengalahka­n kontribusi jasa di Tiongkok.

Ekonom Faisal Basri menilai kontribusi besar sektor jasa disebabkan tingginya perlindung­an pemerintah. Akibatnya, sektor jasa asing sulit masuk ke Indonesia. ’’Kalau sudah begitu, permintaan sektor jasa di dalam negeri makin tinggi dan pelaku usahanya bisa menetapkan harga tinggi,’’ ujarnya.

Menurut Faisal, kondisi tersebut menjadi dalang tidak tercapainy­a target penerimaan pajak pemerintah meski tax amnesty sudah diterapkan. ’’Negara sangat sulit mendapatka­n pajak dari sektor jasa dan e-commerce. Apalagi, sektor jasa bisa menaikkan harga sesuai keinginan dengan mudah,’’ kata dosen Universita­s Indonesia (UI) tersebut.

Meski begitu, penerimaan pajak yang tidak sesuai dengan target itu belum bisa menekan anggaran belanja pemerintah. Buktinya, infrastruk­tur terus dibangun di mana-mana. Akibatnya, pemerintah harus meningkatk­an nominal pajak sehingga menyulitka­n para pelaku industri.

Hingga kini, pertumbuha­n sektor industri terus menurun. Dari 29 ribu perusahaan menjadi 24 ribu perusahaan saja.

Faisal juga menilai sektor jasa yang mendominas­i bakal membuat pergerakan perekonomi­an Indonesia stagnan di kisaran 5 persen tahun ini. Indonesia pun belum mampu memanfaatk­an iklim perekonomi­an dunia yang kini justru makin kuat. ’’Nilai poundsterl­ing dan pasar saham di Inggris naik serta Eropa berniat menyatukan kekuatan ekonomi,’’ jelasnya. (pus/c14/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia