Dua Kali Diintimidasi
Tak Tahan, Comey Bocorkan Memo kepada Media
WASHINGTON – Ruang 216 di Gedung Philip A. Hart milik Senat menjadi saksi bisu kesaksian James Comey tentang mantan bosnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kamis waktu setempat (8/6) tokoh 56 tahun tersebut mengungkapkan banyak fakta seputar pemecatannya awal bulan lalu dalam hearing tiga jam di hadapan panel Senat. Kemarin (9/6) ganti Trump yang meluapkan amarahnya lewat Twitter.
’’Di antara begitu banyak kesaksian palsu dan kebohongan, (dalam) upaya membela diri yang sangat sempurna dan total... dan WOW, Comey adalah seorang pembocor,’’ tulis Trump di akun
kemarin pagi. Itu merupakan komentar pertama sang presiden tentang kesaksian Comey di hadapan Senat. Kamis lalu, selama berlangsung, akun Trump sepi.
Kepada panel Senat, Comey memang mengatakan bahwa dirinyalah yang punya ide untuk membocorkan memo rahasia tentang komunikasinya dengan sang presiden pada Februari lalu. ’’Saya minta tolong kepada seorang teman untuk membocorkan memo tersebut ke media. Dan, reaksi presiden persis dengan yang saya bayangkan,’’ ujar politikus yang kini independen setelah meninggalkan Partai Republik tersebut.
Bagi pria yang dikenal sebagai pengacara andal sebelum masuk dunia politik itu, Trump tidak punya kartu yang tidak bisa dibaca.
’’Saya dipecat agar terjadi perubahan (dalam investigasi). Tujuannya adalah mengubah investigasi yang tengah berjalan tentang Rusia. Itu sesuatu yang sangat be- sar,’’ kata Comey di hadapan para senator yang lebih banyak diam dalam hearing tersebut. Tanpa ragu, dia mengakui bahwa taipan 70 tahun itu berusaha mencampuri penyelidikan FBI yang seharusnya berjalan independen.
Comey mengatakan bahwa pemecatannya adalah puncak dari kekesalan Trump. Sebab, sebelumnya, suami Melania Knauss itu juga beberapa kali berusaha mencampuri investigasi. Setidaknya menunjukkan kepada Comey bahwa dialah bos yang sesungguhnya. Dan, sebagai bawahan, Comey seharusnya patuh kepada presiden ke-45 Negeri Paman Sam itu.
’’Presiden berkata kepada saya, ’Saya menginginkan kesetiaan. Yang saya harapkan adalah kesetiaan’. Tapi, saya tidak bergerak, berbicara, atau mengubah mimik muka saya sedikit pun dalam percakapan yang mendadak menjadi sangat aneh itu,’’ kata Comey tentang percobaan intimidasi pertama Trump pada 27 Januari. Saat itu mereka sedang duduk satu meja dalam jamuan makan malam.
Sekitar satu bulan kemudian Trump melancarkan pendekatan yang kedua kepada Comey. Ketika itu, mereka berada di Oval Office. Trump, menurut Comey, sengaja menyuruh semua orang keluar ruangan agar bisa berbicara empat mata dengannya. Bahkan, Jaksa Agung Jeff Sessions yang ketika itu terkesan enggan meninggalkan Comey sendirian pun diminta keluar ruangan oleh Trump.
Saat itulah Trump meminta Comey menghentikan investigasi terhadap Michael Flynn. Detail percakapan Trump dengan Comey dalam kesempatan itulah yang kini lebih dikenal sebagai Memo Comey. Ketika itu, Comey tidak menjanjikan apa pun kepada presiden dan membiarkan investigasi tetap berjalan. (AFP/Reuters/CNN/hep/c4/any)