Jawa Pos

Bisa Jadi Tak Terima Ayah Menikah Lagi

-

Meski demikian, mereka mengalami luka bakar cukup serius dan harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkar­a Makassar. ”Pelakunya masih dalam pengejaran, sedangkan korban masih menjalani perawatan medis,” ujar Kapolsek Mariso Kompol Wahyu Basuki kepada Fajar ( Jawa Pos Group).

Menurut Wahyu, kejadian mengenaska­n itu diawali kegagalan Ipul, sapaan Syaiful, menstarter motornya. Pemuda 20 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir tersebut lantas memasukkan motor ke rumah sembari menggerutu.

Pada siang yang terik sekitar pukul 14.00 Wita itu, di dalam rumah di Jalan Seroja, Mariso, Makassar, tersebut, ada Sania, Rana, dan Daeng Sattu. Masingmasi­ng adalah ibu tiri, adik sebapak, dan kakek tiri Syaiful. Rana tengah dipangku sang ibu. Sedangkan Daeng Sattu tengah berbaring di kasur yang ada di ruang tamu.

Syaiful kemudian memanggil adik tirinya, Gilang, yang sedang bermain domino dengan saudaranya, Nafis, di luar rumah. Dia memberikan sejumlah uang dan meminta dibelikan bensin botolan.

Begitu Gilang datang, Syaiful kemudian menyiramka­n bensin botolan itu ke Sania, Rana, dan Sattu. Belum habis kekagetan ketiganya, Syaiful lantas keluar dan mengunci pintu. Lantas menyiramka­n bensin ke pintu dan menyalakan pemantik api. Seketika api membesar dan melalap pintu serta tubuh Sania, Rana, dan Sattu. Sania berusaha memeluk tubuh Rana untuk melindungi dari api.

Nafis yang baru berusia delapan tahun tak kuasa melihat ibu, adik, dan kakeknya dari luar. ”Setelah membakar pintu rumah, Ipul langsung lari meninggalk­an rumah,” kata Nafis sembari sesengguka­n menangis.

Ayah kandung Syaiful, Ishak Daeng Nompo, menyatakan sama sekali tidak tahu motif sampaisamp­ai anak kandungnya itu tega berbuat demikian. Saat kejadian, kata pria yang bekerja sebagai satpam tersebut, dirinya sedang bertugas.

Syaiful, jelas Ishak, merupakan anak dari istri pertamanya yang sudah lama diceraikan. Sejak perceraian itulah, Syaiful dan dua saudaranya ikut bersama dirinya. Ishak juga mengungkap­kan, dari istri keduanya dirinya memiliki lima anak.

Menanggapi kejadian tersebut, psikolog Universita­s Negeri Makassar (UNM) Widyastuti mengatakan, aksi nekat pelaku perlu ditelaah lebih jauh, termasuk motifnya. Perlu diketahui pula apakah pelaku juga mengalami gangguan kejiwaan atau tidak.

Bisa saja, beber Widyastuti, si anak yang sudah dewasa itu belum bisa menerima kenyataan bahwa ayahnya menikah lagi. ”Sehingga yang terjadi tidak siap menerima keberadaan ibu tiri. Jadinya, tingkat emosinya tidak terkendali atau suka marah-marah,” terangnya. (JPG/c9/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia