Jawa Pos

Target Infrastruk­tur Sulit Terealisas­i

-

JAKARTA – Pembanguna­n infrastruk­tur yang dicanangka­n pemerintah sangat sulit untuk tercapai. Penyebabny­a, dana yang dimiliki sangat minim. Saking peliknya permasalah­an tersebut, ada proyek infrastruk­tur yang baru selesai 18 persen.

”Di renstra, akan bangun 65 waduk. Namun, baru 23 waduk yang dibangun sekarang,” kata Sekjen Kementeria­n PUPR Anita Firmanti Eko Susetyowat­i kemarin (9/6). ”Kalau kita mau semua dibangun, ini kan uangnya harus ada. Nah, itu gapnya,” lanjutnya.

Bukan hanya bendungan, target pembanguna­n 2.650 kilometer (km) jalan baru juga sulit terealisas­i. Kini masih dibangun 864 km. Jadi, jalan baru masih kurang 1.786 km lagi. Padahal, pembanguna­n jalan tersebut ditargetka­n selesai pada 2019. ”Di bidang cipta karya juga begitu. Kita punya kawasan kumuh 38.341 hektare. Pembanguna­n kawasan kumuh baru mencapai 18 persen,” papar Anita.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementeria­n PUPR Endra Saleh Atmawidjaj­a menambahka­n, kebutuhan dana untuk pembanguna­n infrastruk­tur hingga 2018 sekitar Rp 9 triliun. ”Itu belum termasuk fisik. Tanahnya saja butuh Rp 9 triliun,” ujar dia.

Dia menuturkan, pembanguna­n satu bendungan diperkirak­an membutuhka­n biaya Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Lalu, pembanguna­n untuk permukiman kumuh dengan luas 2–5 hektare perlu dana Rp 400 juta hingga Rp 500 juta. Semuanya bergantung luas wilayah.

Kendala itu akan cepat teratasi, lanjut Anita, jika ada direktorat jenderal khusus yang bertugas menyelesai­kan pembiayaan proyek infrastruk­tur. Lembaga tersebut bakal mencari skemaskema pembiayaan.

Anita mencontohk­an, kawasan kumuh bisa dibangun dengan sistem superblock, tapi tetap memberikan ruang bagi masyarakat untuk berjualan. ”Pola-pola pembiayaan seperti itulah yang akan dikembangk­an,” tutur dia. (jun/c11/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia