Terkendala Fasilitas, Target Tetap Tinggi
JAKARTA – Persiapan di dalam negeri dirasa tidak cukup bagi pelatnas karate. Ditarget minimal 2 emas, tim yang dikomandoi Phillip King itu berencana melakukan sekali training
dan tryout di luar negeri. Nantinya mereka dipecah menjadi dua tim. Tim nomor Kata (seni) akan bertandang ke Jepang. Adapun yang berada di kategori Kumite (pertarungan) menjalani TC di Prancis pada 19 Juni–9 Juli.
’’Jepang menjadi pilihan karena mereka adalah koridor karate di dunia. Nantinya kami ingin belajar langsung dengan karateka-karateka nomor satu di Jepang. Sedangkan Prancis kami pilih karena mereka negara kuat di karate Eropa,’’ kata King di tempat latihan tim karate Indonesia lantai 6 Albergo Tower, Bellezza Permata Hijau, Jakarta.
Bukan hanya itu, setelah menjalani TC, 24 karateka Indonesia langsung diboyong ke Kazakhstan untuk berlaga di Asian Karate Champion- ships pada 10–17 Juli. ’’Memang terkesan mepet. Tapi, sudah saya tegaskan bahwa karateka harus memiliki fisik dan mental yang kuat,’’ katanya.
Namun, tim karate mengeluhkan usangnya peralatan latihan mereka. Terlihat banyak peralatan latihan tim pelatnas karate yang sudah rusak. Salah satu karateka Indonesia, Jintar Simanjuntak, mengatakan bahwa meski terkesan sepele, kondisi peralatan latihan menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian. Sejak memulai debutnya di pelatnas pada Agustus 2015, Jintar mengatakan bahwa peralatan tersebut belum pernah diperbarui.
’’Pelindung tangan dan kaki, misalnya. Kalau menghadapi pertandingan internasional, tim juri selalu melihat detail hal itu. Ada kotor atau rusak sedikit saja, tim diberi waktu lima menit untuk mencari penggantinya. Kalau tidak, langsung didiskualifikasi saat itu juga,’’ ucapnya. (tif/c15/ady)