Jawa Pos

Praktik Biopori untuk Menyuburka­n Tanah

-

SURABAYA – Banyak aktivitas bermanfaat yang bisa dilakukan saat menunggu waktu berbuka puasa. Kemarin (9/6) 100 anggota Pramuka dan pencinta lingkungan bersamasam­a membuat lubang biopori.

Sejak pukul 15.00, peserta berkumpul di halaman Novotel Surabaya Hotel and Suites. Puluhan alat pembuat lubang biopori siap dipakai. Beberapa anak membawa alat serupa dari sekolah. Ada yang manual, ada pula pembuat lubang bermesin.

Kegiatan yang diprakarsa­i Tunas Hijau itu diikuti pelajar SD hingga SMA. Tak sedikit di antara mereka yang baru kali pertama membuat biopori. Salah satunya Aulia Rini, siswi kelas VIII yang juga pengurus Pramuka di SMPN 12. ”Ada sih pokja biopori di sekolah, tapi saya nggak ikut,” ujarnya.

Aulia bersama dua temannya mengoyak tanah hingga membentuk sebuah lubang sedalam 1 meter. Setelah lubang terbentuk, mereka menanamkan pipa bergaris tengah 10 sentimeter. Pipa dilubangi untuk celah masuknya air. ”Setelah itu diisi sampah, bisa dedaunan atau sisa makanan,” katanya sambil mempraktik­kan tahapan tersebut.

Pengalaman pertama itu juga dirasakan Gieofany dan Renita Evelina. Dua mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Jakarta itu antusias membuat biopori. ”Kebetulan PKL (praktik kerja lapangan, Red) di Tunas Hijau, terus diajak ikut ini,” ungkap Gieofany.

Sementara itu, tim dari SMAN 14 tampak lebih berpengala­man. Muhammad Ahmad Latif bergegas membuat lubang baru ketika lubang pertama yang dibornya tersendat. Salah satu kendala mengebor tanah di Surabaya adalah halangan batu atau beton. Alhasil, kedalaman 1 meter yang diharapkan sering sulit terwujud. Banyaknya tanah yang beralih fungsi itu memang ditengarai menghalang­i masuknya air.

Presiden Tunas Hijau Mochammad Zamroni mengatakan, lubang biopori membuka jalan bagi air untuk meresap ke dalam tanah. Penimbunan sampah organik dalam biopori diharapkan bisa kembali menyuburka­n tanah. ”Biar hewan-hewan yang menyuburka­n tanah bisa kembali juga,” tegasnya.

General Manager Novotel Surabaya Hotel and Suites Sigit Budiarso menuturkan, pembuatan biopori kali ketiga itu sejalan dengan program hotel, yakni kampanye zero food waste. ”Makanan sisa di sini mencapai 100–150 kilogram per hari dan kami punya 2,6 hektare lahan terbuka,” ujarnya. Pihaknya menargetka­n pembuatan 2.000 biopori. (kik/c11/nda)

 ??  ??
 ??  ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS RESAPAN: Foto kiri, suasana pembuatan biopori oleh anggota Pramuka dan pencinta lingkungan. GM Novotel Surabaya Hotel and Suites Sigit Budiarso (tengah) membuat lubang biopori kemarin.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS RESAPAN: Foto kiri, suasana pembuatan biopori oleh anggota Pramuka dan pencinta lingkungan. GM Novotel Surabaya Hotel and Suites Sigit Budiarso (tengah) membuat lubang biopori kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia