Jawa Pos

Canda Tawa Silaturahm­i Napi Eks Teroris

-

SIDOARJO – ’’Ini guru pertama yang ngajari saya bikin bom.’’ Ucapan itu terlontar dari mulut Ali Fauzi, saudara Amrozi, terpidana mati kasus bom Bali.

Orang yang dimaksud Ali Fauzi adalah Umar Patek. Pria berjanggut merah di sebelah kanannya. Perkataan Ali Fauzi tersebut mem buat peserta buka bersama para eks teroris terbahak. ’’Sekarang saya ngajari dia ( Ali Fauzi bikin sate saja,’’ ucap Umar yang sudah dua tahun membuka usaha sate di dalam lapas. Peserta buka puasa itu kembali tertawa ngakak.

Kemarin (9/6) Ali Fauzi dan 15 eks napi yang tergabung di Yayasan Lingkar Perdamaian secara khusus menyambang­i Umar Patek dan enam eks napi lainnya di Lapas Kelas I Surabaya, Porong. Mereka membawa ratusan tusuk sate dan gulai kambing. Santapan untuk berbuka puasa tersebut dibawa dari Lamongan. ’’Ini produk asli mantan. Mantan teroris,’’ ucap Ali Fauzi.

Menurut dia, kegiatan itu merupakan bentuk silahturah­mi sekaligus upaya sinergi antarnapi kasus terorisme. Keinginan untuk berkumpul bersama ada sejak lama, tetapi baru terealisas­i sekarang. Dia pun mengaku kaget dengan perubahan yang ditunjukka­n para napi kasus terorisme di lapas. ’’Di sini lebih soft,’’ tutur jebolan akademi MILF di Mindanao angkatan 1994 itu. Ali Fauzi berharap alumni teroris tidak boleh takut untuk berubah menjadi lebih baik.

Kalapas Kelas I Surabaya Riyanto senang dengan kegiatan tersebut. Sebab, aktivitas itu semakin menambah keyakinan para narapidana teroris untuk kembali ke jalan yang benar. Dukungan dari orang luar tentu sangat berharga. ’’Dukungan ini akan menambah keyakinan mereka,’’ ungkapnya. (aji/c15/hud)

 ??  ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS REUNI: Dari kiri, Riyanto, Umar Patek, dan Ali Fauzi berbuka puasa bersama di Lapas Kelas 1 Surabaya kemarin.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS REUNI: Dari kiri, Riyanto, Umar Patek, dan Ali Fauzi berbuka puasa bersama di Lapas Kelas 1 Surabaya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia