Manfaat Puasa bagi Ibu Hamil
BANYAK penelitian yang membuktikan bahwa puasa berdampak baik pada kesehatan. Bagaimana dengan ibu hamil? Apakah tetap berpuasa? Selama telah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan sehat oleh bidan atau dokter, ibu hamil boleh melakukan puasa Ramadan.
Hasil penelitian mengenai bayi yang dikandung ketika ibu berpuasa menunjukkan bahwa berat badan bayi baru lahir tidak dipengaruhi kondisi ibu puasa atau tidak. Be gitu juga dengan IQ bayi. Beberapa kajian menunjukkan bahwa ada perubahan dalam sampel darah ibu hamil yang berpuasa dan tidak puasa, tapi tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun janinnya.
Puasa memberikan dampak positif bagi ibu hamil. Pertama, membantu pembakaran lemak tubuh. Lemak berlebihan mengakibatkan ibu hamil dan bayi mengalami obesitas. Bahaya lainnya adalah menderita diabetes, risiko persalinan secara Caesar, keguguran, kecacatan, gangguan jantung pada ibu, serta infeksi dan risiko preeklamsia. Manfaat lain dari puasa adalah menyeimbangkan zat kimia dalam darah. Bagi ibu hamil, keseimbangan zat kimia bisa mengurangi risiko gangguan selama kehamilan. Di antaranya, keracunan kehamilan, gagal ginjal, dan gangguan pada kelenjar tiroid atau gondok.
Puasa juga mengurangi kemungkinan ibu hamil mengalami morning sickness dan sembelit, mengatur kadar gula darah, mencegah peningkatan kadar kolesterol, dan jantung koroner. Selain itu, puasa membantu detoksifikasi tubuh.
Manfaat menurunkan kadar gula darah secara khusus terlihat pada studi kohort terhadap 81 mahasiswa Universitas Teheran of Medical Sciences ketika berpuasa. Saat itu dilakukan evaluasi berat badan, indeks massa tubuh (BMI), glukosa, trigliserida (TG), kolesterol, lipoprotein densitas rendah (LDL),
high density lipoprotein (HDL), serta very low density lipoprotein (VLDL) sebelum dan sesudah Ramadan. Studi tersebut menunjukkan bahwa puasa Ramadan memicu penurunan glukosa dan berat badan.
Namun, patut diingat bahwa kondisi ibu hamil saat puasa berbeda dengan saat tidak hamil. Karena itu, diperlukan kiat khusus agar asupan ke janin tetap terjaga. Salah satunya dengan konsumsi makanan tinggi protein dan lemak saat sahur. Pertimbangannya, dua zat makanan tersebut dicerna dalam jangka waktu lama. Dengan begitu, bisa mengurangi rasa lapar saat siang. Konsumsi banyak buah dan air, makanan pedas tidak disarankan. Hindari juga makanan manis saat sahur karena dapat membuat tubuh lemas.
Ketika berbuka puasa, diperbolehkan berbuka dengan yang manis untuk meningkatkan gula darah, tapi perlu dibatasi. Disarankan untuk tidak meminum minuman dingin agar kerja lambung normal. (*)
O* Dosen D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo