Jawa Pos

Bedilan, Pabrik Senjata Tentara Belanda

-

DESA Bedilan (Kelurahan Bedilan) menyimpan begitu banyak jejak sejarah masa silam. Bisa dibilang, kawasan itulah cikal bakal Kota Giri. Lokasinya yang berada langsung di kawasan pelabuhan membuat Bedilan berkembang lebih dulu daripada daerah-daerah sekitar.

Bukti peradaban masa lampau tersebut tergambar dari banyaknya situs bangunan kuno khas yang berdiri hingga sekarang. Menariknya, corak bangunan kuno merupakan akulturasi budaya Belanda, Jawa, Arab, dan Tiongkok.

Bahkan, jauh sebelumnya, Desa Bedilan sudah eksis dengan nama Desa Wunut. Sebutan wunut mengacu pada keberadaan makam tokoh Islam, Sayyid Ali Murtadlo, yang dikeliling­i banyak pohon beringin besar. Pada 1419 masehi beliau menjabat sebagai syahbandar Pelabuhan Gresik menggantik­an Syeikh Maulana Malik Ibrahim. Karena daerah sekitar ditumbuhi banyak

pria yang be ken de ng an panggilan Raden Santri itu mendapat gelar Raja Pandito Wunut dari Kerajaan Majapa hit. ’’Raden Santri atau Sayyid Ali Murtadlo adalah kakak kandung Sunan Ampel,” tutur Ketua Yayasan Masyarakat Pencinta Sejarah Gresik (Mata Seger) Kris Adji.

Lalu, dari mana asal-usul nama Bedilan? Menurut Kris Adji, nama Bedilan muncul

di era ko- lonial. Pada 1600, kawasan tersebut menjadi pusat kegiatan dagang dan ekonomi Belanda di Jawa Timur. Itu tidak terlepas dari keberadaan Pelabuhan Gresik yang dikenal sebagai pelabuhan paling ramai di Pulau Jawa. Bahkan, seorang sejarawan Portugis bernama Tome Pires menyebut pelabuhan Gresik sebagai mutiara Pulau Jawa. Pada 27 April 1602, Belanda mendirikan kantor dagang pertama di Jawa Timur. Pendirinya adalah Laksamana Jacob van Heemskerck. Kantor dagang berikutnya kembali didirikan pada 1608 di bawah kendali Laksamana Wijbrand van Warwijck. Gresik pun menjadi kota sibuk. ”Tidak berlebihan kalau Gresik atau Bedilan menjadi kota dagang terbesar di Jawa saat itu,” ucapnya.

Keberadaan kantor dagang Belanda membuat pasukan kompeni sering berlabuh di Pelabuhan Gresik. Nah, untuk mempertaha­nkan wilayah tersebut, Belanda pun mendirikan gudang sekaligus pabrik senjata api yang dalam bahasa Jawa disebut bedhil. Dari pabrik bedhil itulah, muncul nama Desa Bedilan (sekarang Kelurahan Bedilan).

Pabrik bedhil di Bedilan tersebut merupakan yang terbesar di Jawa. Sementara itu, pabrik mesiu dibangun di Semarang. Tempat produksi senjata api tersebut dilengkapi barak atau tangsi militer yang dikendalik­an Bendala. Bahkan, banyak pula warga pribumi yang direkrut dan rela mengabdi menjadi bagian militer kekuasaan Belanda. (mar/c20/dio)

 ?? ILUSTRASI: BAGUS/JAWA POS ?? wunut,
ILUSTRASI: BAGUS/JAWA POS wunut,

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia