Akting Piawai Pemain
SURABAYA – Menelisik di balik kepiawaian akting pemain teater menjadi keseruan tersendiri. Dialog yang penuh makna, irama musik, dan cerita yang kental akan nilai kebangsaan memperkaya atmosfer keseruan di panggung. Gerak tubuh, celoteh ringan, dan mimik membuat pertunjukan kian menarik.
Sebagaimana cerita dalam teater
kebinekaan juga ada dalam Dapur Teater Remy Sylado (DTRS). Bukan hanya ceritacerita yang dibawa ke atas panggung, DTRS memang berisi orang-orang dari berbagai latar belakang. Mereka adalah sosok yang tergugah untuk menyampaikan sejarah dengan cara yang asyik. Hal itu menjadi salah satu faktor menarik di balik tirai panggung.
Salah satu bukti keberagaman dan sikap toleransi itu terwujud dari ritual doa sebelum latihan. Terdapat 16 pemain dengan tiga agama di kelompok tersebut. Yakni Islam, Nasrani, dan Buddha. Karena itu, doa dilakukan tiga kali secara bergantian. Selain itu, para pemain merupakan orang dengan berbagai profesi. Mulai profesor, pengusaha, juru sunat, dosen, hingga pengacara.
Membawakan karakter yang berbeda 180 derajat dengan pribadi bukanlah hal yang mudah. Hal itu sangat wajar dialami para pemain teater. Bukannya menjadi halangan, perbedaan tersebut justru menjadi ilmu. Keseruan itu juga dialami beberapa pemain ketika perekaman suara.
Pemeran pendeta dari agama Tao, Ronny, mengaku sulit mengucapkan
sesuai pakem dan logat yang benar. Sebaliknya, Asep Saefudin yang memerankan Ki Giap mendapat tantangan karena dirinya merupakan muslim dan bukan Tionghoa. ”Mulai gerak tubuh hingga aksen harus benar. Itu yang susah,” ucapnya. Berikut beberapa pemainnya. (esa/c18/jan)