Ukur Kemampuan di Jepang
JAKARTA – Persiapan cabang olahraga (cabor) balap sepeda Indonesia masih berjalan terpisah. Sebagian besar latihan berlangsung di Jogjakarta, Solo, dan Banyuwangi. Menuju SEA Games 2017, Indonesia mengirim pembalap nomor track ke kejuaraan khusus nomor track di Jepang awal Juli mendatang.
’’Momentum itu akan menjadi tolok ukur terakhir sebelum tampil di SEA Games,’’ ujar Manajer Pelatnas Balap Sepeda Budi Saputra kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin (10/6). Rencananya, 6 rider track Indonesia akan berangkat ke sana. Dua di antara mereka adalah rider putri, Uyun Muzizah dan Chrismonita Dwi Putri.
Salah satu sasaran PB ISSI ialah melancarkan langkah mereka untuk tampil maksimal di Malaysia. Khusus di nomor track, peluang Indonesia sebenarnya cukup berat untuk bicara medali emas. Terlebih di kelompok putra.
Sebab, Malaysia punya pembalap top level dunia, Azizulhasni Awang, peraih medali emas di nomor keirin pada kejuaraan dunia 2017 di Hongkong April lalu. Dengan demikian, fokus Indonesia ialah berusaha mendobrak dominasi Malaysia.
Selain Awang, Malaysia akan diperkuat Firdaus Sahrom, pe- raih perunggu Piala Dunia Track di Los Angeles Februari 2017. Keduanya bakal menjadi motor Malaysia dalam mendominasi nomor track di SEA Games nanti. Sebagaimana diketahui, total 13 medali akan dipeebutkan di nomor track.
’’Perhitungan kami, peluang medali ada di sektor putri. Khususnya di nomor sprint tim,’’ terang Budi. Sementara itu, tiga pembalap putri Indonesia, Liontin Evangelina, Maghfirotika Marenda, dan Ayustina Delia Priatna, kini berada di Belanda menjalani pemusatan latihan.
Mereka diproyeksikan selesai menjalani TC pada 5 Agustus mendatang. Selanjutnya, mereka langsung tampil di SEA Games Malaysia. Proyeksi skuad balap sepeda yang direkomendasi ke Satlak Prima adalah 33 pembalap. Mereka terdiri atas 13 atlet dari nomor road, 5 BMX, dan sisanya di nomor track.
’’Itu sudah kami serahkan ke Satlak Prima,’’ terang Raja Sapta Oktohari, Ketum PB ISSI. Selanjutnya, keputusan akhir berapa atlet yang berangkat berada di tangan Satlak Prima dan Kemenpora. (nap/c4/ady)