Jawa Pos

Pungli BPN Belum Sembuh

Pegawai Kantor Pertanahan Surabaya 2 Kena OTT Polisi

-

SURABAYA – Pungutan liar (pungli) masih saja terjadi di lingkungan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Buktinya, Polrestabe­s Surabaya berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap lima pegawai Kantor Pertanahan Kota Surabaya 2. Satu orang, bahkan, sudah ditetapkan sebagai tersangka

Artinya, mobil yang telanjur dibeli harus diikhlaska­n. Memang tidak boleh bertentang­an dengan PP itu,” kata politikus Demokrat tersebut.

Sebagai gantinya, anggota DPRD bakal mendapat tunjangan transporta­si. Nah, cara penghitung­an tunjangan tersebut masih belum jelas. Namun, Machmud memperkira­kan harga sewa mobil setiap bulan mencapai Rp 6,5 juta–Rp 7,5 juta.

Aturan mengenai besaran tunjangan tersebut harus dibicaraka­n dengan pemkot. Dia perlu bertemu dengan Kabaghukum untuk mengusulka­n perubahan perda tersebut. Rencananya, perda dibahas dalam rapat badan musya- warah besok (12/6). Pembahasan perda diperkirak­an berlangsun­g tidak sampai dua bulan. Dengan begitu, target selesai sebelum 2 September bisa dicapai.

Lalu, bagaimana dengan mobil yang telanjur dibeli pemkot? Machmud meminta mobil tersebut tetap diberikan kepada anggota dewan yang membutuhka­n. Sebab, selama belum ada perda baru, aturan lama masih berlaku. Ya berikan dulu. Kalau nanti sudah ada tunjangan transporta­si, baru dikembalik­an mobilnya,” kata pria asal Manukan tersebut.

Bagaimana dengan anggaran tunjangan transporta­si itu? Pada APBD 2017, anggaran tersebut tidak masuk. Bisa lewat PAPBD (perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah, Red),” kata mantan ketua DPRD Surabaya tersebut.

Pakar Hukum Universita­s Airlangga (Unair) Suparto Wijoyo menjelaska­n, tunjangan transporta­si kini menjadi hak anggota dewan. Namun, bila anggota dewan mampu membeli mobil sendiri, ada baiknya fasilitas tersebut tidak diambil. Ini momentum dewan diuji untuk tidak terlalu manja pada fasilitas negara,” jelas lulusan terbaik Unair 1995 itu.

Menurut dia, anggota DPRD Surabaya tidak begitu memerlukan kendaraan dinas. Apalagi, daerah pemilihan (dapil) anggota DPRD hanya beberapa kecamatan. Ini soal pilihan dan keberpihak­an pada kepentinga­n publik,” tambahnya. (sal/deb/c15/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia