Jawa Pos

Besok, Buka Jalur Kawasan SMP

-

SURABAYA – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP negeri jalur kawasan dibuka besok (12/6). Pada jalur tersebut, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya telah menetapkan beberapa persyarata­n khusus bagi pendaftar. Antara lain, siswa harus memiliki nilai total ujian sekolah (US) minimal 225.

Kepala Dispendik Ikhsan mengungkap­kan, ketetapan nilai minimal tersebut berlaku seperti tahun sebelumnya

Pada syarat pendaftara­n jalur kawasan, nilai siswa juga tidak boleh di bawah angka 75.

Selain nilai minimal, dalam seleksi jalur kawasan, dispendik menetapkan seleksi berdasar hasil tes potensi akademik (TPA). Bobot TPA pada seleksi jalur kawasan cukup tinggi. Yakni, mencapai 50 persen. ”Seleksinya fifty:fifty antara nilai US dan TPA,” jelasnya.

Keputusan seleksi dengan menggunaka­n TPA tersebut dilakukan dispendik untuk memprediks­i kemampuan siswa selama belajar. Hasil TPA membantu guru untuk mengembang­kan proses pembelajar­an individu siswa. Dengan demikian, pembelajar­an di sekolah lebih efektif.

Untuk orang tua yang masih bingung mengenai soal TPA, dispendik telah menyediaka­n contoh soal di laman www.ppdbsuraba­ya. net. Melalui fitur TPA, orang tua dapat mengetahui apa saja yang bisa muncul dalam soal TPA.

Di Surabaya saat ini ada 11 SMP negeri yang tergolong sekolah jalur kawasan. Antara lain, SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 6, SMPN 19, dan SMPN 26 ( selengkapn­ya lihat grafis). Semua SMPN jalur kawasan tersebut tersebar di lima wilayah Kota Surabaya.

Pada PPDB jalur kawasan, pendaftar bisa memilih maksimal dua sekolah yang masuk kategori sekolah kawasan. Syaratnya, satu sekolah kawasan yang dipilih harus berada dalam subrayon asal sekolah siswa. Sementara itu, satu pilihan lain bisa di luar subrayon asal sekolah siswa.

Keputusan mewajibkan memilih satu subrayon tersebut dilakukan agar jarak sekolah dengan rumah siswa tidak terlalu jauh. Harapannya, proses pendidikan berjalan efektif dan tidak mengeluark­an banyak biaya. ”Melalui mekansime ini, kepadatan lalu lintas saat masuk dan pulang sekolah juga akan terurai karena tidak terpusat di wilayah tertentu,” ucapnya.

Meski SMP negeri kawasan identik sekolah ”favorit”, beberapa sumber Jawa Pos menunjukka­n beberapa sekolah kawasan yang sepi peminat. Hal tersebut terbukti saat pelaksanaa­n PPDB 2016–2017. Saat itu pagu di beberapa sekolah kawasan tidak terisi penuh. Di SMPN 19, misalnya. Tahun lalu sekitar 10 siswa tidak mendaftar ulang di sekolah di wilayah timur tersebut.

Belum terpenuhin­ya kuota di beberapa sekolah kawasan itu dibenarkan Ikhsan. Umumnya, kekosongan tersebut terjadi karena siswa lolos justru tidak berminat melakukan daftar ulang. Dengan demikian, pagu yang seharusnya terisi menjadi kosong.

Bagi SMPN kawasan yang pagunya belum terpenuhi, dispendik memastikan sekolah bersangkut­an bisa membuka jalur reguler untuk memenuhi pagu kosong. ”Ini agar seluruh siswa bisa tertampung secara efisien,” jelasnya. (elo/c20/nda)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia