Nilai Nyaris Mutlak, Matematika Terfavorit
Anadya Ghina Salsabila, Siswi Peraih Nilai Unas Tertinggi Se-Kabupaten Sidoarjo
Kecil-kecil cabai rawit. Perumpamaan itu cocok disematkan kepada diri Anadya Ghina Salsabila. Dara 13 tahun itu tidak hanya muda, tetapi juga berprestasi. Siswa lulusan SMPN 5 Sidoarjo tersebut berhasil meraih nilai ujian nasional jenjang SMP tertinggi se-Kabupaten Sidoarjo.
SENYUM Anandya Ghina Salsabila mengembang di bibirnya. Wajahnya semringah. Dia duduk menyandar di sebuah kursi sambil melihat hasil nilai ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di ruang tata usaha (TU) SMPN 5 Sidoarjo Rabu (7/6). Ibunya, Ema Widya, ikut mengintip nilai-nilai tersebut dari belakang Nadya, sapaan akrab Anadya Ghina Salsabila.
Ya, hasil UNBK Nadya memang memuaskan. Seluruh nilainya nyaris mutlak. Total nilai yang didapat 385,5. Perinciannya, matematika 100, bahasa Indonesia 98, bahasa Inggris 90 dan IPA 97,5. Tahun ini Nadya menjadi peraih nilai UNBK tertinggi se-Kabupaten Sidoarjo. ”Senang banget. Apalagi terbaik se-Sidoarjo,” katanya.
Nadya tidak hanya menjadi peraih nilai UNBK tertinggi se-Sidoarjo. Dia juga siswa lulusan SMP termuda se-Sidoarjo. Usianya baru menginjak 13 tahun, tepatnya pada 1 Mei lalu. Nadya adalah salah seorang siswa kelas khusus di SMPN 5 Sidoarjo. Lulus hanya dengan empat semester atau dua tahun. ”Waktu SD, saya masih usia 5 tahun,” ungkapnya.
Meskipun secara fisik seperti anak lulusan SD, tingkat kecerdasannya tidak boleh diremehkan. Terlebih di bidang matematika. Kemampuan Nadya di atas rata-rata. Karena itu, saat UNBK, Nadya hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk menyelesaikan soal matematika. Nilainya pun 100. ”Saya periksa berulang-ulang jawabannya. Memang saya yakin sudah benar,” ujarnya.
Nadya mengatakan, menjadi peraih nilai UNBK tertinggi se-kabupaten adalah bonus baginya. Sebab, sebelum ujian, dia memang menargetkan minimal harus mencapai total nilai unas 380. ”Eh, dapatnya malah lebih. Alhamdulillah,” ungkapnya.
Anak pasangan Agung Gunawan dan Ema Widya itu mempersiapkan UNBK dengan matang. Sebulan sebelum ujian, dia memilih menambah belajar di rumah setiap pukul 03.00. Mulai pagi hingga pukul 16.30, Nadya menghabiskan waktunya untuk belajar di sekolah. Ditambah bimbingan belajar (bimbel) di luar sekolah. ”Di sekolah sudah banyak diberi materi pembelajaran. Di rumah hanya memantapkan saja,” tuturnya.
Prestasi terbaik tersebut memang membanggakan. Namun, Nadya tidak ingin berhenti di situ saja. Pada usianya yang masih sangat belia, dia ingin melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Sidoarjo. Dia berharap bisa masuk di kelas khusus empat semester lagi. ”Biar lulus SMA, saya masih 15 tahun,” ujarnya, lantas tertawa.
Nadya mengaku sangat ingin menjadi dosen jurusan matematika. Sebab, dia merasakan ketertarikan di bidang matematika sejak SD. Menurut dia, matematika itu sangat menantang. Dia harus memecahkan soal yang jawabannya pasti. ”Suka sekali karena saya selalu dituntut berpikir untuk mencari jawabannya,” ucapnya.
Di sekolah, Nadya juga kerap mengajari teman-temannya matematika. Setiap ada teman yang tidak menguasai matematika, dia pasti akan pasang badan untuk mengajari. Bahkan, dia menjadi tutor bagi teman-temannya. Hal tersebut dilakukannya sejak duduk di bangku SD. ”Saling berbagi ilmu. Itu sebabnya, saya ingin jadi dosen saja,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 5 Sidoarjo Achmad Lutfi menyatakan, Nadya adalah salah seorang siswa istimewa di sekolah. Dengan kemampuan kecerdasan intelektualnya, Nadya masuk kelas khusus empat semester. ”Yang masuk kelas khusus hanya siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata atau cerdas istimewa,” terangnya.
”Untuk mengapresiasi siswa berprestasi, kami berikan beasiswa kepada Nadya. Sekaligus untuk memotivasi siswa lain,” tuturnya. (*/c25/ai)